Tuesday 13 January 2015

10 Profesi dan Pekerjaan "Unik" yang Hanya Ada Di Indonesia

Meski termasuk negara berkembang yang cukup baik di Asia Tenggara, tapi sama seperti kondisi di negara-negara lain, Indonesia tidak luput dari masalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, Pemerintah sedang mencoba mengembangkan usaha kreatif bagi masyarakat.

Gayung bersambut dengan usaha Pemerintah tersebut, masyarakat Indonesia pun sangat giat menciptakan pekerjaan di bidang wirausaha kreatif guna memenuhi kebutuhan pekerjaan. Dan muncullah berbagai pekerjaan "unik" dan "tidak umum". Berikut ini adalah pekerjaan tersebut.

1. PENAMBAL BAN 
Ini adalah pekerjaan kreatif yang cukup "tua" di Indonesia. Penambal Ban sudah ada sejak tahun 1960an, pada saat mobil dan motor mulai banyak digunakan di Indonesia. Meski di masa teknologi telah berkembang sedemikian pesat seperti sekarang, pekerjaan Penambal Ban di Indonesia adalah pekerjaan yang tidak pernah lekang dimakan waktu. Tidak hanya terus ada, tapi juga terus berkembang (dalam artian : semakin banyak orang yang mengambil profesi ini).

Meningkatnya jumlah kendaraan di Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa Penambal Ban semakin menjamur dan tersebar di mana-mana. Kondisi jalan di Indonesia yang masih kurang baik (banyak lubang, pecahan batu, paku berceceran di jalan, dan lain-lain), menyebabkan banyak kendaraan bermotor - terutama sepeda motor - yang mengalami pecah atau sobek ban saat melewati jalan tersebut. Di luar negeri, apabila mengguna kendaraan menghadapi masalah ini, mereka tinggal menghubungi mobil derek, polisi, atau pemadam kebakaran untuk membantu. Tapi kalau di Indonesia, sangat tidak memungkinkan melakukan hal itu. Karena itulah Penambal Ban menjadi andalannya. Selain mudah (ada di mana-mana), cepat, juga murah.

Banyak orang memilih profesi ini karena hanya membutuhkan modal yang sangat kecil. Keuntungannya pun lumayan dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Meski pekerjaannya tergolong berat, karena mengandalkan tenaga fisik, banyak orang memilih menggelutinya. Tidak terkecuali remaja putri dan perempuan.



2. OJEK PAYUNG
Sebenarnya ini adalah pekerjaan yang cukup "aneh", tapi entah mengapa banyak orang yang melakoninya. Pekerjaan ini menjamur pada waktu musim hujan, dan biasanya Ojek Payung banyak kita jumpai di mal-mal.

Pekerjaan Ojek Payung adalah menyewakan payung kepada orang-orang yang tidak ingin kehujanan. Biasanya orang yang menyewa payung hanya untuk keluar dari mal dan masuk ke kendaraan yang parkir di depan mal. Dengan hanya memakai payung selama sekian detik untuk menempuh perjalananan yang tidak lebih dari 20 meter, biasanya orang rela mengeluarkan uang sebesar Rp 10,000 - 20,000. Daripada kehujanan dan basah. Jadi tidak heran, jika Ojek Payung banyak menjamur karena keuntungan yang didapat cukup besar.

Memang konsekuensi dari pekerjaan ini adalah sang Ojek Payung sendiri jadi kehujanan karena meminjamkan payungnya pada orang lain. Tapi apalah artinya basah oleh hujan jika dibandingkan dengan uang yang didapat? Jika hujannya lama, dan sang Ojek Payung cukup gesit menawarkan payungnya, tidak heran jika Rp 200,000 - 300,000 bisa didapat dalam sehari. Coba Anda hitung, berapa yang akan dia dapat dalam sebulan?



3. JOKI 3-IN-1
Percaya atau tidak, ini adalah pekerjaan paling "aneh" yang mendapatkan perhatian dari masyarakat dunia. Di Amerika Serikat, pekerjaan ini disebut sebagai "Professional Hitchhiter". Jika di luar negeri, orang menumpang mobil (hitch-hiker) biasanya karena dia kehabisan uang untuk travelling sehingga menumpang ke mobil orang yang kebetulan searah dengannya.

Tapi jika di Indonesia - terutama Jakarta - kondisinya beda. Di Ibu Kota Indonesia tersebut, terdapat beberapa ruas jalan yang mewajibkan penumpang di mobil berisi 3 orang. Karena banyak orang Jakarta yang membawa kendaraannya sendiri, maka dia dipastikan tidak dapat melalui jalan itu. Tapi kalau harus melewati jalan lain, dia akan terlambat. Untuk "membantu" orang-orang yang sendirian berkendara itu, muncullah Joki 3-in-1. Mereka akan duduk manis di dalam mobil, menemani pengendara mobil melewati Ruas Jalan 3-in-1 tersebut. Setelah jalan terlewati, Sang Joki turun dan dibayari pengemudi.

Di mata orang Barat, profesi ini adalah profesi yang aneh, mengingat yang menumpang harusnya "berterima kasih" karena sudah diantar ke tempat tujuan. Tapi di Indonesia, justru pengemudi yang "berterima kasih" dan membayar orang yang "menumpang" di mobilnya.



4. KERNET ANGKOT
Jika ingin naik Angkot (Angkutan Kota), maka Anda akan jumpai banyak angkot yang punya Kernet yang berteriak-teriak menyebutkan trayek angkot, kemudian menanyakan trayek yang ingin Anda tuju, lalu mengarahkan Anda ke angkot yang "dijajakannya". Jika dipikir-pikir, pekerjaan ini memang tergolong unik dan aneh, mengingat setiap angkot sudah ada trayeknya masing-masing. Kalau pun ada penumpang yang tidak paham dengan rute yang akan dilalui angkot itu, dia tinggal menanyakannya kepada Sopir Angkot.

Di luar negeri, Petugas sejenis Kernet memang ada. Tetapi peran mereka hanya memastikan penumpang dapat duduk dengan nyaman di kendaraan, dan memastikan apakah angkot tersebut sudah penuh atau masih bisa dimuati. Caranya pun tidak urakan dan "barbar" dengan meneriakkan trayek angkot berulang-ulang, atau menggebrak-gebrak badan angkot saat ada penumpang yang ingin berhenti atau calon penumpang yang ingin naik, seperti yang dilakukan Kernet Angkot di Indonesia.

Meski "gaji" yang didapat tidak sebanding dengan capeknya berteriak "memasarkan" angkot yang "dijajakannya", namun ini sudah menjadi profesi unik yang banyak digeluti banyak orang, terutama di kota-kota besar.



5. TUKANG LAS KELILING
Pekerjaan mengelas adalah pekerjaan yang cukup berbahaya dan membutuhkan orang yang ahli. Meski terkesan mudah, tapi kesalahan sedikit dapat berujung fatal. Nyawa pun bisa melayang. Tidak heran kalau di luar negeri, untuk bisa menjadi seorang tukang las (Welder) tidak asal-asalan. Orang tersebut harus punya pegetahuan tentang las, mendapatkan pendidikan, serta bersertifikasi. Jangan harap Anda bisa jadi tukang las jika tidak punya seritifkat mengelas yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi tertentu, seperti AWS (America Welding Society).

Meski merupakan pekerjaan yang cukup "berkelas" di luar negeri. Namun Tukang Las di Indonesia terbilang beda. Selain tidak ada yang bersertifikasi, semuanya adalah orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi. Karena pekerjaan ini berhubungan dengan fisik dan pekerjaan kasar, banyak orang Indonesia memandang Tukang Las sebagai pekerjaan rendahan.

Berbeda dengan kondisi di luar negeri, di mana Tukang Las punya bengkel dan workshop tempat bekerja, tidak semua Tukang Las di Indonesia punya tempat kerja yang mumpuni. Maka tidak heran jika muncul Tukang Las Keliling. Mereka tidak punya tempat kerja khusus dan biasanya berkeliling menawarkan jasa mengelas, sambil membawa sebuah tabung gas besar dan alat las yang diletakkan di sepeda khusus yang mereka buat sendiri. Sebenarnya apa yang mereka lakukan cukup berbahaya, baik bagi mereka sendiri maupun bagi lingkungan. Risiko tabung meledak bisa saja terjadi setiap saat karena tabung tersebut diletakkan di sepeda yang dibawa kemana-mana. Sehingga kemungkinan tabung tersebut jatuh dan meledak, bisa saja terjadi.

Meski risikonya cukup tinggi, namun hingga hari ini masih banyak Tukang Las Keliling yang melakoni pekerjaan ini. Keberadaan mereka masih dibutuhkan oleh banyak masyarakat. Selain mudah dan cepat (karena Tukang Las Keliling bisa ditemukan di mana saja dan kapan saja), biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jasa Tukang Las Keliling cukup terjangkau.



6. TUKANG AIR KELILING
Sesuai namanya, Tukang Air Keliling adalah penjual air yang menjajakan jualannya (air bersih / Air PAM) dengan cara berkeliling. Adanya penjual ini jelas jadi tanda tanya besar, mengingat di Indonesia (seperti juga di negara lain) adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menyediakan sarana air bersih yang dialirkan ke rumah-rumah penduduk. Jika sudah ada PDAM, lalu buat apa ada Tukang Air Keliling?

Sudah bukan rahasia umum kalau distribusi air bersih belum mencapai semua pelosok Indonesia. Selain terkendala masalah infrastruktur, juga masalah pendanaan penyaluran air bersih ke wilayah-wilayah pelosok di Indonesia yang masih mengalami hambatan. Karena itu muncullah Tukang Air Keliling yang "bertugas" menyalurkan air bersih ke pelosok-pelosok daerah yang tidak terjangkau PDAM. Dengan mengisi air bersih ke dalam jerigen dan membawanya dengan gerobak dorong, Tukang Air Keliling pun berkeliling menjajakan air bersih. Harga tiap jerigen air bervariatif, tergantung lokasi dan kota. Rata-rata berkisar antara Rp 2,500 - 3,500 perderigen.



7. PENJUAL JAMU GENDONG
Ini merupakan profesi khas Indonesia yang sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Sejak Indonesia masih dijajah Belanda, Penjual Jamu Gendong sudah ada. Profesi ini diyakini dimulai oleh masyarakat di Jawa Tengah di daerah Sukoharjo karena banyaknya peracik dan penjual jamu yang berasal dari daerah tersebut. Bahkan di Desa Bulakrejo, Kabupaten Sukoharjo, terdapat ikonp "Patung Jamu dan Petani" yang memperkuat pendapat kalau daerah itu merupakan daerah pusat pertanian dan peracikan jamu.
Sebagai minuman tradisional, di jaman dulu jamu dijual dan ditawarkan oleh para gadis muda dengan cara membawa botol-botol jamu di atas gendongan. Biasanya mereka berkeliling menjajakan jamu mereka dair pagi hingga sore hari. Hingga hari ini - meski yang melakoni pekerjaan ini makin berkurang - Penjual Jamu Gendong masih bisa ditemui. Biasanya daerah pinggiran kota, kampung-kampung, dan pedesaan (kebanyakan di daerah Jawa Tengah) yang belum terjangkau rumah sakit atau dokter, kita masih bisa menemui Penjual Jamu Gendong menjajakan jamu yang mereka bawa.



8. TUKANG PARKIR HANTU
Tukang Parkir sebenarnya bukanlah pekerjaan aneh. Di beberapa negara berkembang seperti Amerika Serikat, China, bahkan Singapura sekali pun, kita masih bisa menjumpai orang-orang berprofesi seperti ini. Tapi yang menjadikan Tukang Parkir di Indonesia unik dibandingkan negara lain adalah soal keberadaannya.

Di beberapa kota Indonesia yang mana para pengemudinya belum mau parkir tertib dan masih suka parkir di sembarang tempat, Tukang Parkir Hantu banyak "bergentayangan". Biasanya di sebuah tempat, ketika seseorang memarkirkan mobilnya, tidak ada siapapun yang membantunya saat parkir. Namun ketika mobil orang tersebut meningalkan lokasi parkir, tiba-tiba entah dari mana akan muncul seseorang yang mengaku dirinya "Tukang Parkir" yang meniup peluit dan membantu orang tersebut mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir. Karena kemunculannya yang selalu tiba-tiba, banyak orang menyebut tukang parkir di Indonesia sebagai Tukang Parkir Hantu.

Mengapa banyak Tukang Parkir Hantu? Salah satu alasannya karena banyak orang malas memarkirkan mobilnya jika melihat ada Tukang Parkir di sebuah lahan kosong yang bisa digunakan sebagai tempat parkir. Karena itu, banyak tukang parkir tersebut bersembunyi agar ada orang yang mau parkir di lahan tempatnya "menjaga". Ketika mobil orang itu akan meninggalkan lokasi, barulah dia muncul meminta ongkos jasa. Sebenarnya banyak orang yang kesal dengan keberadaan Tukang Parkir Hantu, karena menilai mereka tidak pernah kerja dan hanya bertugas meniupkan pluit saja. Tapi kalau dipikir-pikir, keberadaan mereka juga akibat dari ketidaktertiban para pengemudi kendaraan yang senang memarkir seenaknya. Akibatnya, Tukang Parkir Hantu memanfaatkan peluang untuk mendapatkan uang.

Selama pemilik kendaraan di Indonesia masih senang parkir kendaraan seenaknya di sembarang tempat, selama itu pula Tukang Parkir Hantu akan selalu ada.



9. RT (RUKUN TETANGGA) & RW (RUKUN WARGA)
Salah satu keunikan dan keunggulan masyarakat Indonesia dalam bertenggang rasa dan bersosialisasi adalah terbukti dari adanya RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga) di lingkungan kehidupan bermasyarakat. Inilah yang membedakan masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain di dunia.

Sebenarnya keberadaan RT dan RW terbilang agak rancu dengan Kepala Desa (di luar negeri disebut "Chief Head" atau "Village Chief"), karena Kepala Desa seyogyanya sudah bertugas mengurusi hubungan antar warga dan tetanga. Namun dikarenakan saat ini banyak "desa" di Indonesia yang telah memekar menjadi Kabupaten dan Kotamadya, sudah tidak memungkinkan lagi seorang Kepala Desa menangani warganya yang sudah sedemikian banyak. Karena itulah muncul RT dan RW yang menerima delegasi tugas dari Kepala Desa.



10. MANUSIA PATUNG
Ini adalah pekerjaan unik yang (saat ini) hanya ada di Jakarta. Jika sering main ke Kota Tua atau Monas, Jakarta, maka Anda akan jumpai patung-patung yang setiap saat bisa berganti posisi dan gaya. Ya, itu bukan patung beneran, tetapi orang-orang yang berdandan ala patung dan berdiri diam di lokasi rekreasi tersebut.

Pekerjaan unik ini menarik perhatian banyak orang, sehinga tidak jarang ada saja yang mengajak "Manusia Patung" itu berfoto. Dan untuk bisa berfoto, kadang mereka dikenakan biaya tertentu, atau juga shadakoh (seiklasnya) buat Sang Manusia Patung.

Manusia Patung yang awalnya hanya dilakoni segelintir orang, kini sudah menjamur, mengingat uang yang diperoleh cukup lumayan, apalagi modalnya tidak besar. Selain Manusia Patung bergaya Pejuang Nasional, saat ini sudah banyak Manusia Patung dengan model beraneka ragam, mulai dari Kuntilanak, Mumi, Tentara, Manusia Bersepuh Warna Perak, hingga karakter favorit anak-anak.

No comments:

Post a Comment