Tuesday 14 October 2014

6 Buku Pelajaran Sekolah Kontroversi Paling Menghebohkan di Indonesia

Buku pelajaran merupakan salah satu media belajar bagi anak-anak sekolah. Selain memuat bahan-bahan pelajaran, juga banyak memuat banyak soal yang bisa digunakan oleh para murid untuk latihan dan berdiskusi dengan teman-temannya. Namun apa jadinya jika buku tersebut justru memuat hal-hal yang tidak pantas dan malah menyesatkan para murid?

Beberapa tahun belakangan ini sempat beredar beberapa buku pelajaran yang menghebohkan masyarakat, guru, dan para murid sekolah. Selain isinya yang tidak pantas, juga beberapa di antaranya menyesatkan dan ditengarai dapat merusak aklak sang murid. Buku apa sajakah yang dimaksud? Berikut ini adalah beberapa di antaranya.


1. LEMBAR KERJA SISWA
Sepanjang tahun 2012, dunia pendidikan Indonesia dihebohkan dengan beredarnya serangkaian Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat banyak hal yang tidak pantas untuk dibaca. LKS Bahasa Jawa terbitan CV Sindunata Sukoharjo, Jawa Tengah, misalnya. LKS ini memuat cerita berjudul "Resepe Si Mbah", bertutur tentang seorang kakek yang memiliki resep awet muda dengan nyimeng (mengisap ganja) sebelum tidur, ngomberong gendul (minum-minuman keras) dan menghabiskan rokok dua bungkus. Meski pihak percetakan menyebutkan pemuatan cerita itu sebagai itikad baik, namun sangat jelas kalau cerita demikian sangat tidak pantas dibaca oleh anak-anak SD yang belum bisa memilah hal baik dan salah.

Bulan April 2012, dunia pendidikan Jakarta digemparkan dengan adanya cerita "Bang Maman dari Kali Pasir" dalam LKS yang digunakan di SD Angkasa IX, Halim, Jakarta Timur. Cerita itu memuat ungkapan dan penjelasan tentang "Istri Simpanan" yang dinilai para orang tua murid sangat tidak pantas untuk ditulis dan sebagai bahan diskusi anak-anak Sekolah Dasar.

Di Mojokerto bulan September 2012, juga sempat heboh karena adanya LKS yang memuat foto Maria Ozawa atau Miyabi, artis film porno asal Jepang. LKS tersebut digunakan oleh siswa kelas tiga SMP kota tersebut.

Sementara itu di Pekan Baru juga sempat heboh beredarnya LKS Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) untuk Sekolah Dasar yang membuat pembahasan yang sangat vulgar dan detil tentang alat kelamin. Buku setebal 142 halaman yang diterbitkan Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional tersebut memuat topik tentang "Menjaga Alat Kebersihan Reproduksi", "Apa Nama Alat Kelamin Wanita?", "Sperma Dikeluarkan Alat Kelamin Apa?", dan "Jika Pria dan Wanita Berhubungan, Reaksi Apa yang Terjadi Pada Wanita?"




2. AKU SENANG BELAJAR BAHASA INDONESIA
Buku pelajaran bahasa Indonesia terbutan CV Grapia Buana ini menghebohkan orang tua murid Sekolah Dasar di Bogor karena mengandung cerita yang tidak pantas dibaca anak-anak. Cerita yang dimaksud berjudul "Anak Gembala dan Induk Serigala", bertutur tentang kehidupan seorang Pekerja Seks di sebuah warung remang-remang.

Selain cerita, penjabaran di dalam buku setebal 145 halaman itu terbilang cukup vulgar, baik dari sudut pandang anak-anak maupun orang dewasa. Kalimat-kalimat seperti "menjajakan badan", "merenggut kegadisanku", "bergairah lelakiku" dan "tenggelam dalam pelukan dan ciuman" sudah sangat jelas menggambarkan betapa "berbahayanya" cerita itu bagi perkembangan akhlak dan psikis anak-anak Sekolah Dasar.



3. BUKU PAKET PENJAS ORKES
Sebuah buku paket Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas Orkes) sempat menghebohkan orang tua siswa Situbondo tahun 2013 silam.

Sekitar bulan Oktober 2013, buku tersebut beredar dan dibagikan kepada siswa SDN 02 Tenggir, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur. Dalam buku itu, para orang tua siswa menemukan keanehan dalam soal-soal latihannya karena banyak mengandung pertanyaan dan soal yang meminta murid menjelaskan dengan detil hal-hal yang berhubungan dengan hubungan intim, seperti, "Apa yang dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki saat berhubungan seksual?" dan "Apa saja yang dilakukan pria dan wanita saat berhubungan seksual?"

Tentu saja pertanyaan seperti ini kurang pantas, apabila diangkat sebagai soal latihan untuk anak-anak Sekolah Dasar.



4. BAHASA INDONESIA : WAHANA PENGETAHUAN
Buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Semarang ini beredar di pertengahan tahun 2013. Secara garis besar, buku ini sudah sesuai dengan materi Kurikulum 2013 siswa SMP. Namun masalahnya terletak pada konten buku tersebut yang banyak memuat kata makin yang tidak pantas.

Bagian yang paling disorot dalam buku ini adalah cerita pendek Gerhana karya Muhammad Ali yang terletak di halaman 225 buku tersebut. Dalam cerita pendek itu terkandung kata-kata seperti "Bajingan","Bangsat", dan kata-kata lain yang tidak pantas.

Banyak orang tua murid yang mengajukan surat keberatan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Semarang. Dan menanggapi keberatan dan pengaduan tersebut, buku tersebut akhirnya ditarik dari peredaran.



5. RARA BERUK
Awal tahun 2014 ini Kemendikbud merilis sebuah buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VI SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Bukunya berjudul Rara Beruk, karya pengarang Suyono Suyanto. Dirilisnya buku tersebut untuk digunakan dalam pelajaran di sekolah terkesan sangat dipaksakan. Selain kisah Rara Beruk tidak sepopuler legenda Rara Jongrang, Jaka Tarub, Jaka Tingkir, Legenda Tangkuban Perahu, dan lain-lain, yang paling meresahkan adalah penggunaan cover buku yang sangat kontroversi.

Cover buku tersebut menampilkan sosok wanita cantik berpakaian seronok (atasan kain yang hanya membebat tubuh sebatas dada) serta terbuka. Meski gambar tersebut merupakan gambar ilustrasi (bukan foto orang sebenarnya), namun tetap saja penggunaan gambar tersebut dianggap kurang pantas, terutama untuk buku anak-anak Sekolah Dasar.

Buku tersebut sempat beredar di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah dan Makasar. Beberapa sekolah langsung menolak saat menerima kiriman buku tersebut.



6. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Pertengahan September 2014 silam, sebuah buku pegangan guru Kelas VII SD berjudul Sejarah Kebudayaan Islam menuai kontroversi. Hal ini terjadi karena dalam salah satu bagiannya, tertulis kalau Kuburan Para Wali di Jawa adalah Berhala.

Akibatnya, para guru dan tokoh Muslim memprotes peredaran buku yang dicetak PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten, tersebut, dan menolak buku tersebut digunakan sebagai pegangan guru untuk diajarkan kepada anak-anak di sekolah. Seperti yang dikatakan Tokoh Nahdhatul Ulama yang juga anggota DPRD DI Aslam Ridlo kepada Sindonews, tulisan tersebut merupakan penghinaan terhadap Umat Muslim yang menganggap Wali merupakan Panutan mereka. Kata-kata makam wali yang diidentikkan dengan berhala sangat menyakitkan hati umat Islam.