Tuesday 16 June 2015

10 Komunitas Unik yang Cuma Ada di Indonesia

Komunitas adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan dalam hal tertentu (hobi, latar-belakang budaya, marga, dan lain-lain). Tujuan pendirian komunitas ini adalah untuk menjadi wadah berkumpul dan bertukar pengetahuan, yang nantinya dapat memperkaya ilmu masing-masing anggotanya.

Di Indonesia, ada banyak komunitas yang berdiri dan secara aktif melakukan banyak kegiatan. Dari sekian banyak komunitas, saya mengumpulkan 10 Komunitas di Indonesia yang menurut saya unik, dan benar-benar khas Indonesia (tidak ada di negara lain). Kesepuluh komunitas ini bisa dikatakan sebagai komunitas yang benar-benar mewakili keunikan budaya dan beragaman yang ada di Indonesia, serta menjawab bagaimana pengejawantahan makna "Bhinneka Tunggal Ika" di Bumi Pertiwi ini. Komunitas apa sajakah itu?


1. KOMUNITAS SEPEDA ONTEL
Sepeda ontel sangat populer di Indonesia tahun 1910-1970. Setelah keberadaannya digantikan sepeda jengki, Sepeda Ontel sempat menjadi barang usang dan nyaris terlupakan. Namun pada tahun 2000, beberapa orang mencoba menghidupkan sepeda ontel, kini, Sepeda Ontel meraih kepopulerannya kembali.

Di Indonesia, peminat dan penggemar sepeda ontel cukup banyak dan tersebar merataa.  di seluruh Indonesia. Banyak komunitas pecinta sepeda ontel yang bermunculan sejak tahun 2004 hingga hari ini, seperti Paguyuban Sepedah Bauela (PSB), Jogja Onthel Community (JOC), Paguyuban Onthel Rabuk Yuswo (PORY), Paguyuban Onthel Djokja (POJOK), dan lain-lain adalah sebagian dari ratusan komunitas onthel yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar komunitas itu bernaung di bawah organisasi KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia).

Anggota komunitas biasanya berkumpul di waktu dan tempat tertentu, kemudian beramai-ramai melakukan perjalanan keliling kota. Kadang mereka mengenakan pakaian era tahun 1920-an untuk menyesuaikan dengan sepeda yang mereka bawa. Selain berkumpul dan berkeliling, para anggota biasanya juga berdiskusi dan bertukar informasi seputar suku cadang sepeda mereka, yang terbilang cukup sulit didapat di masa kini karena sudah tidak diproduksi lagi.



2. KOMUNITAS PECINTA BATU AKIK
Saya tidak menemukan kapan pertama kali Komunitas Pecinta Batu Akik berdiri. Tapi saya meyakini kalau komunitas ini telah ada sejak tahun 1970-an. Kala itu, Batu Akik meraih kepopulerannya ketika Tessy - salah seorang anggota grup lawak Srimulat - selalu tampil dengan jari-jarinya yang "ramai" dengan batu akik. Memang jauh sebelum Tessy populer, Batu Akik sudah disukai namun hanya kalangan terbatas saja. Barulah setelah Tessy sering muncul di televisi, batu akik mulai dikenal masyarkat luas dan digemari di berbagai daerah di Indonesia.

Kepopulerannya sempat turun di awal tahun 2000-an, namun naik kembali popularitasnya di akhir tahun 2014. Kini penggemar akik sudah meluas ke seluruh kalangan masyarakat, mulai dari kelas rendah hingga tinggi.

Seiring dengan meningkatkanya penggembar Batu Akik, maka bermunculan pula Komunitas Pecinta Batu Akik di Indonesia. Berbeda dengan komunitas yang ada, Komunitas Pecinta Batu Akik tidak secara konkret "mengikrarkan" keberadaan mereka. Komunitas itu hanyalah seperti ajang kumpul-kumpul para pecinta batu akik yang dilakukan secara sporadis (biasanya ditempat penjualan batu akik). Mereka biasanya berbagi ilmu soal jenis batu akik, metode mengecekan keaslian batu akik, membahas model jenis batu yang lagi tren, dan lain-lain.



3. KOMUNITAS PECINTA SEJARAH INDONESIA
Panjangnya sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, didukung dengan masih banyaknya gedung-gedung kuno bersejarah yang masih berdiri kokoh di beberapa kota, mendorong banyak orang untuk membentuk komunitas pecinta sejarah. Komunitas ini terdiri dari sekelompok orang yang memiliki kecintaan pada cerita sejarah. Kegiatan mereka biasa adalah dengan melakukan napak tilas ke tempat-tempat bersejarah di Indonesia, sekaligus mempelajari latar belakang sebuah kejadian yang terjadi di tempat itu.

Beberapa komunitas yang cukup populer adalah Komunitas Jejak Petjinan yang berada di Surabaya. Komunitas ini berdiri sejak tahun 2010, yang kegiatannya menelusuri jejak kehidupan masyarakat Tionghoa di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda hingga hari ini. Kegiatan yang mereka lakukan biasanya berupa wisaya budaya ke tempat-tempat bersejarah yang dikenal dengan sebutan MPS (Melantjong Petjinan Soerabaia).

Selain itu di Bandung, ada pula Komunitas Aleuit (bahasa Sunda yang berarti "Jalan Beriringan") yang didirikan mahasiswa Universitas Padjajaran tahun 2006. Komunitas ini didirikan untuk mengapresiasi sejarah, wisaja, dan lingkungan kota Bandung. Kegiatan yang mereka lakukan adalah mengunjungi objek sejarah, menonton film bersejarah, makan di tempat kuliner bersejarah, sekaligus melakukan diskusi berkenaan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian bersejarah di Bandung.

Yang paling ekstrim adalah kelompok Reenactors atau Komunitas Indonesia Reenactors, yang terdiri dari orang-orang pecinta sejarah Indonesia yang senang membuat permainan reka ulang sejarah. Permainan interaktif itu mereka buat sebagai upaya untuk membantu masyarakat masa kini agar lebih memahami sejarah Indonesia. Komunitas tersebut memiliki anggota lebih ari 1,345 orang dengan latar belakang yang cukup beragam : pengusaha, pekerja swasta, mahasiswa, politikus, dan lain-lain.



4. KOMUNITAS PERMAINAN TRADISIONAL
Indonesia sangat kaya dengan ragam budaya permainan tradisional. Setidaknya ada 2,500 buah permainan tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Sayangnya, seiring dengan perkembangan teknologi, banyak anak yang lebih menyukai permainan digital dan modern daripada permainan tradisional. Dan tanpa kita sadari banyak permainan tersebut sudah nyaris "punah" dan hanya segelintir orang saja yang tahu permainan tersebut.

Hal ini menjadi keprihatinan banyak orang yang kemudian membentuk komunitas permainan tradisional guna mempertahankan keberadaan permainan tradisional tersebut. Komunitas ini tidak banyak, baik dari jumlah komunitas maupun anggotanya. Tapi usaha untuk melestarikan permainan tradisional ini patut diacungi jempol.

Saya menemukan ada 2 komunitas permainan tradisional yang cukup menonjol : Komunitas Hong dan Komunitas Anak Bawang.

Komunitas Hong didirikan oleh Mohammad Zaini Alif (Kang Zaini), seorang pemerhati budaya Sunda, yang pada tahun 2004 mendirikan komunitas ini (dan diresmikan pada tahun 2008). Beranggotakan 150 orang dengan rentang usia 6 hingga 90 tahun, komunitas ini mendokumentasikan 250 jenis permainan tradisional Sunda, 213 permainan tradisional Jawa Tengah dan Timur, serta 50 jenis permainan Lampung. Selain itu, komunitas ini juga membangun Kolecer, sebuah tempat untuk melatih permainan rakyat yang berlokasi di Kampung Bolang, Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Setiap tahunnya mereka mengadakan Festical Kolecer (festival permainan rakyat dengan berbagai upacara adat).

Sedangkan Komunitas Anak Bawang didirikan di Solo, Jawa Tengah. Berawal dari Seminar Permainan Tradisional yang digagas mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tahun 2011, timbul ide dari para peserta seminar untuk melestarikan permainan tradisional. Beberapa orang peserta kemudian mengadakan kegiatan pertemuan setiap Minggu Pagi di Car Free Day (Jalan Slamet Riadi, Solo) dengan membawa permainan tradisional mereka, lalu mengajak para pengunjung ikut bermain. Dari sekedar bermain bersama, akhirnya tercetus untuk mendirikan komunitas pecinta permainan tradisional yang mereka namai Komunitas Anak Bawang. Komunitas ini secara resmi berdiri tangal 10 November 2012. Kelompok ini berusaha melestarikan permainan tradisional Jawa Tengah yang sudah nyaris terlupakan, seperti Egrang, Catur Solo, Engklek, Dakon, dan lain-lain.



5. KOMUNITAS PECINTA BATIK
Sejak Batik ditetapkan sebagai Cagar Budaya Dunia oleh UNESCO, banyak orang Indonesia yang tergerak untuk melestarikan kebudayaan batik ini agar bisa terus menjadi identitas khas bangsa Indonesia. Karena itu, bermunculannya berbagai komunitas pecinta batik yang tersebar (mayoritas) di Pulau Jawa.

Beberapa di antaranya yang cukup terkenal adalah Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Bokor Kencono, Komunitas Batik Bergaya Klasik (KIBAS), Komunitas Pecinta Batik Sekar Jagad (SJ), dan lain-lain. Kegiatan komunitas ini tidak saja hanya kumpul-kumpul, tetapi juga menginventarisir produk batik Indonesia (motif, bahan, teknik batik, dan para ahli batik) agar tidak diklaim pihak luar negeri, melakukan pelatihan membatik kepada masyarakat umum, hingga pelestarian batik melalui forum diskusi, seminar, pengenalan produk, kunjungan ke sentra pengrajin batik, lomba berpakaian batik, dan lain-lain.



6. KOMUNITAS PECINTA KERIS
Keris juga adalah salah satu cagar budaya dunia asal Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia - terutama masyarakat Jawa - keris sudah menjadi bagian budaya dan kehidupan mereka. Bahkan tidak sedikit yang mengaitkan keris dengan kepercayaan manusia pada hal-hal yang bersifat mistik dan gaib.

Banyaknya penggemar keris, mendorong mereka untuk kemudian membentuk komunitas pecinta keris. Ada banyak komunitas pecinta keris di Indonesia. Salah satunya adalah Komunitas Panji Nusantara yang berdiri pada tahun 2005. Dengan anggota 600 orang (20% diantaranya adalah masyarakat luar negeri, seperti Perancis, Jerman, Belanda, Singapura, Hawaii, dan Brunei Darusallam), komunitas ini adalah komunitas pecinta keris yang ingin menyosialisasikan fungsi dan jenis keris kepada generasi muda.

Selain itu, ada pula Komunitas Pecinta Keris dan Tosan Aji (KPKTJ) yang merupakan komunitas pecinta keris yang bertujual melestarikan keris serta memberikan pengetahuan tentang perawatan serta pengenalan jenis-jenis keris.

Juga ada Komunitas Pemerhati Tosan Aji Yogyakarta (Mertikarta), yaitu komunitas pecinta benda pusaka keris yang ingin melestarikan keris sebaga bagian penting dari kebudayaan Indonesia.



7. KOMUNITAS PECINTA KERETA API
Meski perkembangan kereta api terbilang sangat lambat di Indonesia, tetapi tidak disangka kalau ternyata pemerhati dan pecinta kereta api di negara ini terbilang cukup banyak. Komunitas ini terbentuk lebih banyak karena keprihatinan mereka terhadap perkembangan kereta api di Indonesia yang - sejak jaman Belanda hingga hari ini - masih begitu-begitu saja. Selain itu, ada juga yang membentuk komunitas ini sebagai wujud keperdulian mereka terhadap perkereta-apian Indonesia dan berharap masyarakat lebih banyak lagi yang mencintai alat transportasi umum ini.

Ada banyak komunitas pecinta kereta api yang berkembang di Indonesia. Yang cukup populer adalah Komunitas Edan Sepur yang ada di Jakarta. Komunitas yang berdiri di Stasiun Jatinegara, Jakarta, tahun 2009 dengan beranggotakan 800 orang anak muda (dan 4,500 anggota di Facebook) ini merupakan komunitas penggemar kereta api dan segala hal yang berkaitan dengan Si Ular Besi ini, mulai dari pernak-pernik, jenis tiket, masinis, hingga gerbong. Mereka bahkan bisa membedakan jenis lokomotif dan suara mesinnya.

Selain itu, ada juga komunitas pecinta kereta api lain yang cukup populer, seperti Komunitas Indonesia RailFans, Komuter (Komunitas Peduli dan Pecinta Kereta Api), Komunitas Penggemar Kereta Api Indonesia, Paguyuban Pecinta Kereta Api (PPKA), Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE), dan lain-lain. 



8. KOMUNITAS KRETEK
Rokok kretek adalah rokok khas Indonesia yang sudah dikenal sejak abad ke-19, merupakan rokok berbahan tembakau asli dan cengkeh kering, yang dipadu saus cengkeh. Saat dinyalakan, rokok ini akan menimbulkan suara kretek-kretek daun tembakau dan cengkeh yang terbakar. Rokok ini sudah menjadi rokok yang umum dihisap oleh para pekerja pabrik rokok di kota Kudus.Awalnya, rokok ini dibuat dengan cara dilinting, dan menjadi kebiasaan kaum pria di wilayah Jawa Tengah, yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Kini rokok kretek beredar sudah dalam bentuk batangan dan tidak perlu lagi dilinting.

Meski kini telah banyak bermunculan rokok filter atau "rokok putih", namun rokok kretek tidak pernah hilang ditelan jaman. Bahkan hingga hari ini, rokok kretek masih diminati oleh masyarakat Indonesia. Untuk tetap menjaga serta melestarikan rokok kretek sebagai rokok asli Indonesia, beberapa kelompok penggembar rokok kretek mendirikan Komunitas Kretek. Komunitas ini berisikan orang-orang penggemar rokok kretek. Mereka tidak saja berkumpul untuk menikmati rokok kretek, tetapi juga bertukar informasi seputar rokok kretek, seperti jenis-jenis cengkeh, teknik pencampuran bahan rokok kretek untuk menciptakan sensasi rasa kretek yang baru, pembudayaan rokok kretek, dan lain-lain.



9. KOMUNITAS WAYANG INDONESIA
Wayang merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang juga telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya. Menilik dari sejarahnya, Wayang sudah menjadi pertunjukan hiburan di Indonesia sejak tahun 1500 Sebelum Masehi, jauh sebelum budaya dan agama dari luar masuk Indonesia. Meski kemudian banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu, namun identitas Wayang sebagai salah satu bentuk kesenian Indonesia tidak pernah hilang.

Di Indonesia, perkembangan wayang tidak lepas dari dukungan masyarakat lewat lembaga-lembaga swadaya masyarakat dengan membuka sanggar, lembaga pendidikan, dan paguyuban. Selain itu, ada juga komunitas-komunitas pecinta Wayang yang dibuat oleh masyarakat yang perduli dengan keberadaan wayang sebagai cagar budaya asli Indonesia. Salah satunya yang cukup unik adalah Komunitas Wayang Beber Metropolitan yang dibentuk di Jakarta tahun 2009. Komunitas ini beranggotakan orang-orang yang senang mengambar wayang di atas kain. Tidak saja menggambar cerita pewayangan di atas kain, mereka juga merupakan kumpulan orang-orang yang suka di bidang seni pertunjukan wayang, dan mengaplikasikan budaya pewayangan itu ke dalam keseharian masyarakat Metropolitan masa kini.

Selain itu, ada pula beberapa Komunitas Wayang lain seperti Komunitas Wayang Pring (Tegal), Komunitas Wayang UI (Universitas Indonesia), Komunitas Wayang Suket, Komunitas Sangkakala (Ciamis), Komunitas Wang Cepak (Indramayu), Komunitas Wayang Sampah / Wangsa (Solo), dan lain-lain.




10. KOMUNITAS PEDULI LINGKUNGAN
Bencana alam - banjir, longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya - ternyata mengusik rasa kepedulian masyarakat Indonesia, sehingga mereka berpikir bagaimana caranya ikut berperan dalam menjaga lingkungan agar terhindar dari bencara alam yang lebih besar. Berangkat dari keprihatinan akan alam itulah, maka bermunculan komunitas-komunitas peduli lingkungan yang belakangan ini cukup marak berkembang di seluruh Indonesia.

Dari sejarahnya, sebenarnya komunitas ini berakar dan berawal dari Komunitas Pecinta Alam. Komunitas tersebut banyak melakukan kegiatan sosial yang berhubungan dengan alam, seperti penanaman pohon, penghijauan, dan pembersihan sampah non-organik yang ditinggalkan para pengunjung hutan lindung. Semenjak sering terjadinya banjir di beberapa wilayah perkotaan, komunitas peduli lingkungan pun bermunculan, dan banyak melakukan kegiatan sosial untuk mencegah banjir. Mulai dari pembersihan sampah di selokan, hingga pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai banjir.

Di berbagai kota di Indonesia, komunitas ini berdiri dan bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota serta jajaran Pemerintah Kota untuk membersihkan sampah yang menyumbat aliran air di selokan dan sungai. Beberapa komunitas tersebut antara lain : Komunitas BersihNyok Jakarta, Komunitas Orang Muda Peduli Sampah, Gropesh (Gerakan Orang Mudah Peduli Sampah), Gerakan Diet Kantong Plastik, Gerakan Bali Cantik Tanpa Sampah Plastik, Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL), dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment