Monday 21 July 2014

Sinetron - Tontonan Paling Diminati Masyarakat Indonesia

Jika di luar negeri ada tayangan televisi semacam opera sabun (soap opera), telenovela, atau sejenisnya, maka di Indonesia dikenal dengan sebutan Sinetron. Ya, sinetron adalah tontonan sekelas opera sabun di mana tayangan ini menampilkan sebuah drama tentang satu hal yang dibuat hingga berseri-seri. Tayangan ini sudah mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1980an.

Adalah Pak Soemardjono, pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang mencetuskan istilah "sinetron" untuk tayangan drama berseri di televisi. Sinetron merupakan singkatan dari "sinema elektronik" karena merupakan bentuk tayangan sinema (film) berseri yang ditayangkan di media elektronik (televisi).


SEJARAH SINETRON 
Banyak orang meyakini kalau kelahiran sinetron dimulai pada tahun 1980, ketika TVRI untuk pertama kalinya menayangkan sebuah tayangan drama berjudul LOSMEN. Namun banyak juga orang yang mengatakan kalau sinetron lahir pada tahun 1989 saat RCTI menayangkan drama berseri Jendela Rumah Kita, karena untuk pertama kalinya kata "sinetron" digunakan untuk menyebut drama seri tersebut.

Sejak akhir era 1980an - pertengahan era 1990an, stasiun televisi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Jika semula stasiun televisi hanya dimonopoli TVRI, maka pada masa itu, bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, AN-tv, Indosiar, Metro TV, Global TV, Lativi (sekarang TV-One), dan TPI (sekarang MNC-TV). Bahkan stasiun televisi semakin banyak di era 2000an, dengan munculnya stasiun-stasiun televisi lokal di setiap daerah seperti Jak-TV, Bandung TV, Pal-TV, dan lain-lain.

Kemunculan televisi swasta tersebut ikut pula mendongkrak kepopuleran sinetron, karena hampir setiap stasiun televisi (kecuali televisi berorientasi berita seperti TV-One dan Metro TV) menjadikan sinetron sebagai daya tarik dan tontonan utama. Akhirnya bertumbuhlah banyak rumah-rumah produksi (production house) yang membuat sinetron untuk stasiun televisi tersebut. Muncullah sinetron populer seperti Si Doel Anak Sekolahan, Tersanjung, Tersayang, Kehormatan, Pernikahan Dini, Cinta Fitri, Cinta Karmila, dan lain-lain.

Sebagai catatan, Sinetron Tersanjung saat itu (tahun 1998) tercatat sebagai sinetron terpanjang pertama yang pernah dibuat, dengan total 356 episode dan terbagi ke dalam beberapa sekuel (Tersanjung 1 hingga Tersanjung 6).

Meski menjadi primadona, tidak berarti sinetron selalu merajai acara di semua stasiun televisi. Pada tahun 1992 - 1995, kepopuleran sinetron Indonesia diguncang setelah serial dorama Jepang ditayangkan dan meraih sukses yang luar biasa. Adalah dorama Tokyo Love Story yang tayang di tahun 1992 oleh stasiun televisi Indosiar, yang langsung sukses luar biasa. Dorama tersebut diikuti dengan seri-seri dorama yang lain seperti Long Vacation, Beach Boys, Kamisama, dan lain-lain.

Tahun 1995 - 1998, sinetron Indonesia jatuh-bangun kembali karena harus bersaing dengan tayangan telenovela (sinetron dari Meksiko) yang berhasil mencuri perhatian penonton Indonesia. Serial telenovela seperti Maria Mercedes, Marimar, dan lain-lain silih-berganti memenuhi layar kaca di beberapa stasiun televisi. (Di masa itu, SCTV yang paling gencar menayangkan serial telenovela).

Setelah itu, sinetron kembali sesak nafas dijegal oleh kesuksesan serial Taiwan di tahun 1998 - 2002 setelah SCTV menayangkan serial White Snake Legend yang berhasil mencuri perhatian penonton televisi Indonesia. Selanjutnya, serial-serial Taiwan pun banyak memenuhi jam tayang prima di televisi, seperti Kabut Cinta, Belenggu Pintu Cinta, hingga serial paling fenomenal : Meteor Garden. Hadirnya serial-serial ini, sedikit-banyak membuat sinetron Indonesia sempat tidak berkembang dan nyaris ditinggal penonton.

Setelah mengalami gempuran drama televisi asing, di era 2000an sinetron mencoba mengubah strategi dengan menampilkan tema yang lebih beragam dan membumi. Ceritanya banyak mengambil sisi kehidupan masyarakat pinggiran yang hidup di Jakarta. Tema seperti ini berhasil menarik perhatian masyarakat kembali. Meski demikian, lagi-lagi sinetron menghadapi persaingan berat kembali dengan serial drama Korea yang waktu itu hadir dan mengharu-biru penonton di Indonesia. Adalah RCTI yang menayangkan serial Endless Love (2000) yang langsung disambut positif oleh para penonton Indonesia. Fenomena K-Pop terus berlanjut setelah tidak lama, SCTV juga menayangkan serial drama Winter Sonata (2001) yang sama-sama meraih sukses.

Di era 2010-an, lagi-lagi sinetron menghadapi persaingan yang berat dengan munculnya tayangan serial India Mahabharata yang ditayangkan di stasiun televisi AN-tv. Kesuksesan Mahabharata kemudian diikuti pula oleh stasiun televisi MNC-TV yang juga menayangkan serial serupa.


ALUR CERITA SINETRON
Banyak orang mengatakan kalau sinetron Indonesia adalah tontonan tidak bermutu. Jika diminta jujur, maka saya pun akan mengatakan hal serupa. Secara kualitas, sinetron bisa dikatakan tontonan yang sangat buruk. Alur ceritanya sangat monoton dan cenderung sama antara 1 sinetron dengan sinetron yang lain. Bahkan ceritanya sangat terkesan dipanjang-panjangin. Sebuah masalah bisa diulas hingga berseri-seri. Jadi tidak heran jika belakangan ini, sebuah sinetron Indonesia bisa dibuat hingga lebih dari seribu episode (padahal jika ceritanya dipadatin, total episodenya tidak akan lebih dari 10).

Di era 1980-1990an, setiap episode sinetron ditayangkan seminggu sekali. Tapi kini serial sinetron ditayangkan setiap hari (stripping). Dengan penayangan seperti ini, bisa dibayangkan kualitas ceritanya menjadi semakin buruk karena alurnya menjadi semakin dipanjang-panjangkan dan semakin tidak jelas arahnya. Hanya tingkat rating-lah yang akhirnya menjadi penentu akhir cerita dari sebuah sinetron, bukan lagi alur cerita sinetron itu sendiri.


No comments:

Post a Comment