Friday, 18 July 2014

10 Permainan Tradisional Indonesia yang Populer dan Wajib Dilestarikan


Indonesia memiliki ragam permaian tradisional unik yang sudah ada sejak dulu kala. Di masa lalu, jauh sebelum orang mengenal internet dan gadget, permainan tersebut biasanya dimainkan dan melibatkan banyak anak, sehingga muncul semangat kebersamaan dan persatuan di antara mereka. Sayang sekali, dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, permainan tersebut sudah makin ditinggalkan. Bahkan di beberapa daerah, permainan itu justru sudah "terlupakan" dan tidak dikenal lagi oleh generasi masa kini.

Guna melestarikan dan mengingat kembali permainan tradisional tersebut, berikut ini adalah daftar 10 Permainan Tradisional Indonesia yang sempat populer di masa lalu. Kiranya permainan tersebut dapat terus dilestarikan dan dijadikan cagar budaya agar dapat terus diingat oleh generasi berikutnya.

1. BENTENGAN / BENTENG
Syukurlah, permainan tradisional klasik paling populer di masa lalu ini masih dimainkan di beberapa daerah tertentu di Indonesia. Permainan ini sebenarnya cukup sederhana : Dua kelompok masing-masing terdiri dari 4 - 10 orang memilih tiang atau pilar sebagai markas atau "benteng" mereka. Tugas masing-masing kelompok adalah menyerang dan mengambil alih "benteng" lawan.

Pemenang ditentukan dari kelompok mana yang pertama kali menyentuh tiang lawan. Selain itu, sebuah kelompok bisa juga menjadi pemenang apabila berhasil menahan semua anggota lawan dengan menyentuh badan mereka (orang yang bisa bertindak sebagai "penawan" adalah orang yang paling belakangan keluar dari benteng mereka dan mengejar lawan yang paling duluan keluar dari benteng).


2. CONGKAK / CONGKLAK
Ini juga merupakan permainan tradisional yang masih dikenal dan dimainkan di bebagai daerah di Indonesia, khususnya Jawa. Dalam permainan ini, cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dimasukkan ke dalam lubang papan congklak. Lubang pada papan congklak berjumlah 14 lubang kecil, dan masing-masing lubang diisi 7 butir biji congklak. Sedangkan di dua ujung papan congklak terdapat dua lubang besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan biji congklak yang berhasil dikumpulkan masing-masing pemain. tu

Dua pemain saling berhadapan. Di awal permainan, seorang pemain akan memilih lubang berisi biji congklak, mengambil isi semua biji pada lubang itu, lalu meletakkan biji itu ke masing-masing lubang di sebelah kanannya, hingga biji di tangannya habis. Apabila biji terakhir jatuh pada lubang berisi biji congklak, maka sang pemain akan mengambil semua biji pada lubang tersebut, dan mendistribusikan biji congklak ke masing-masing lubang kembali. Dan jika biji terakhir jatuh di lubang yang tidak ada biji congklak, maka gilirannya berakhir, dan gantian lawannya yang mengambil biji congklak.

Permainan selesai jika semua biji congklak di dalam semua lubang kecil sudah diambil semua. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

Beruntunglah masih banyak orang yang sangat perduli dengan permainan tradisional ini, sehingga permainan congklak masih terus dilestarikan. Papan serta biji congklaknya pun kini masih dijual, bahkan hingga didistribusikan ke super market ternama di kota-kota besar, agar anak-anak masa kini masih tetap melestarikan permainan ini.


3. GALASIN
Di beberapa daerah, permainan ini disebuah Galah Asin atau Gobak Sodor. Sebuah permainan seru yang melibatkan insting, strategi, dan reflek. Sebenarnya sangat baik dimainkan anak-anak karena melatih konsentrasi dan kesigapan dalam berpikir, bergerak, dan bertindak.

Galasin biasanya dimainkan dalam tim yang terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainan ini adalah menghadang lawan agar tidak melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk meraih kemenangan, setiap anggota grup harus melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Ukuran area lapangan permainan tidak ditentukan. Tapi biasanya untuk memudahkan permainan, biasanya digunakan lapangan segiempat seluas lapangan voli atau basket. Di dalam lapangan tersebut, biasanya dibuat garis vertikal dan horizontal yang membagi lapangan tersebut menjadi 6 bagian. Masing-masing garis horizontal dijaga oleh 1 orang yang tugasnya hanya boleh mengawal dan menjaga garis secara horizontal saja. Hanya 1 orang yang bertugas menjaga garis vertikal dan punya akses untuk bisa juga ke garis horizontal jika terpaksa.

Grup yang mendapat giliran menghadang akan berusaha keras menghadang lawannya untuk bisa berlari dan melewati lapangan bolak-balik. Sedangkan Grup yang satu lagi harus mampu mengecoh para penjaga agar bisa melintasi lapangan bolak-balik. Permainan berakhir apabila semua anggota kelompok grup berhasil melintasi lapangan bolak-balik. Tapi permainan dan posisi kelompok bisa bertukar (yang semula menjaga, berubah menjadi yang lari melewati lapangan bolak-balik) apabila semua anggota grup yang berusaha melintasi lapangan "tertangkap" atau tersentuh oleh para penjaga.


4. CASAN
Casan adalah sebuah permainan "keras" yang biasa dimainkan oleh anak-anak di daerah Sumatera (khususnya di Palembang). Permainan ini melibatkan pemainan dengan jumlah pemain beragam, mulai dari 4 - 10 orang, yang terbagi menjadi 2 grup. Permainan ini menggunakan bola kasti (atau bisa juga bola yang terbuat dari ke rtas tapi bagian dalamnya diisi batu sebesar jempol sebagai pemberat). Para pemain bertugas untuk saling menyambit anggota lawannya. Anggota yang terkena sambitan (casan) bola, akan kalah dan keluar dari lapangan permainan. Permainan berakhir apabila semua anggota dari salah satu grup terkena sambitan bola dan keluar dari lapangan.

Permainan ini memang sangat keras karena setiap pemain bisa menyambit semua bagian tubuh lawan. Belum lagi setiap pemain tidak dilengkapi pelindung tubuh, sehingga cedera dan luka sangat sering dialami para pemain. Guna mencegah cedera itulah maka banyak anak-anak kemudian memilih untuk membuat bola dari kertas koran.


5. BALAP KARUNG
Ini adalah perlombaan dan permainan tradisional yang sangat populer terutama di hari Kemerdekaan Indonesia. Dalam perlombaan ini, setiap pemain (biasanya anak-anak) memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung, lalu berdiri di garis "Start" yang telah ditentukan. Setelah mendapatkan aba-aba, para peserta akan berpacu dengan melompat-lompat dalam karung guna mencapai garis akhir.


6. EGRANG / JANGKUNGAN
Egrang adalah sebutan untuk galah atau tongkat yang digunakan seseorang untuk berdiri di atas tanah dan berjalan menggunakan galah tersebut. Di beberapa daerah tertentu, Egrang diperlombakan dalam bentuk perlombaan lari menggunakan egrang. Sama seperti perlombaan yang lain, pemenang adalah yang pertama kali tiba di garis akhir.


7. BOI-BOIAN
Permainan tradisional ini adalah permainan yang mengandalkan ketepatan dan kecepatan. Biasanya pemainnya terdiri dari 5- 10 orang. Cara bermainnya cukup sederhana : Sebelumnya dibuat susunan lempengan batu kecil. Satu orang bertugas menjaga lempengan, sementara yang lainnya bergantian melempari tumpukan lempengan itu dengan bola yang terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik.

Apabila seseorang melempari tumpukan lempengan tersebut hingga rubuh, maka sang penjaga harus segera mengambil bola dan melemparkannya ke anggota yang melempar bola tadi. Apabila ada yang terkena lemparan bola, orang tersebut akan gantian menjadi penjaga lempengan batu tersebut.


8. GATRIK
Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 3 - 5 orang. Alat yang digunakan adalah dua potongan bambu : yang satu menyerupai tongkat berukuran sekitar 30 sentimeter, yang satunya lagi berukuran lebih kecil.

Pertama, potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu, lalu dipukul dengan tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin. Pemukul akan terus melakukan proses ini hingga pukulannya gagal dan tidak mengenai bambu kecil, lalu digantikan oleh anggota kelompoknya yang lain. Permainan dianggap selesai apabila seluruh anggota kelompok telah gagal memukul bambu kecil. Biasanya kelompok tersebut mendapat hukuman dengan menggendong kelompok yang berjaga.


9. LOMPAT TALI
Ini adalah permainan tradisional yang hingga hari ini masih juga dimainkan oleh anak-anak di seluruh Indonesia. Setiap daerah punya aturan permainan masing-masing. Biasanya pemain dalam permainan ini ada 3 orang : 2 orang memegang tali dan 1 yang meloncat.

Meski memiliki aturan yang berbeda, namun semua permainan itu memiliki kesamaan, di mana orang yang meloncat harus mampu meloncati tali yang ditempati pada ketinggian tertentu, mulai dari mata kaki, hingga ujung kepala. Tali yang dipakai adalah tali yang terbuat dari anyaman karet gelang, sehingga lentur mengikuti gerakan tubuh.


10. BEKEL
Bekel adalah permainan yang membutuhkan konsentrasi dan kesigapan. Biasanya anak perempuan yang memainkan permainan ini. Tiap daerah punya peraturan permainan yang berbeda-beda, namun secara umum cara mainnya adalah seperti ini : Pemain melontarkan bola ke atas dan pada saat bersamaan mengambil atau mengubah posisi biji yang terletak di lantai. Aturan mengambil dan menempatkan posisi masing-masing biji itulah yang berbeda di setiap daerah.






No comments:

Post a Comment