Thursday 7 August 2014

10 Mahluk Supranatural Paling Populer di Indonesia

Setiap negara pasti punya cerita mahluk supranatural sendiri-sendiri. Di Amerika, Anda tentu tahu cerita tentang Vampir. Di Rumania, ada legenda Drakula. Di Inggris, ada legenda Werewolf (Manusia Serigala). Nah, kalau di Indonesia?

Kuntilanak & Pocong
Selama ini, mungkin kebanyakan dari kita hanya tahunya Kuntilanak dan Pocong. Maklum, kedua mahluk supranatural ini terbilang cukup populer karena sering diangkat ke layar lebar dan menjadi perbincangan banyak orang. Padahal, selain kedua mahluk ini, ada mahluk supranatural lain yang sama populernya seperti kedua mahluk itu, bahkan sering diangkat ke media sinema maupun tulisan. Mahluk apa sajalah mereka?

1.NYI RORO KIDUL
Sosok yang sangat dihormati, dipuja, sekaligus ditakuti adalah sosok ini. Nyi Roro Kidul atau Nyai Roro Kidul dikenal pula dengan sebutan Penguasa Laut (atau Pantai) Selatan. Banyak ahli antropologi budaya dan kultur masyarakat Jawa dan Sunda menyebutkan bahwa kepercayaan tentang sosok Nyi Roro Kidul berasal dari kepercayaan animistik prasejarah yang menghormati ombak Samudera Hindia yang ganas di Pantai Selatan Jawa. Kekuatan alam yang maha dasyat diimbangi dengan kekayaan laut yang tiada habisnya,mencerminkan kekuatan alam spiritual yang seimbang (keras dan lembut), yang kemudian terwujud menjadi sosok seorang wanita yang keras dan tegas, namun baik dan bersahaja, yang disembah sebagai Penguasa Pantai Selatan bernama Nyi Roro Kidul.

Meskipun dikenal sebagai Penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul sendiri bukanlah Ratu Pantai Selatan seperti yang biasa disebut-sebut banyak orang. Adalah Kanjeng Ratu Kidul yang merupakan Ratu Pantai Selatan sebenarnya. Dia adalah ciptaan Dewa Kaping Telu yang bertugas menjaga pantai selatan Jawa. Di budaya Keraton Jawa, Kanjeng Ratu Kidul dikenal juga dengan sebutan Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari. Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia dari Kanjeng Ratu Kidul.

Terdapat kepercayaan masyarakat lokal bahwa orang yang bermain di pantai selatan tidak diperkenankan mengenakan pakaian berwarna hijau, karena itu merupakan warna kesukaan Nyi Roro Kidul. Siapapun yang mengenakan pakaian berwarna hijau akan diseret masuk ke laut dan menjadi pelayan atau budak Nyi Roro Kidul.

Kisah Nyi Roro Kidul sudah sangat sering diangkat ke layar lebar, terutama di era 1970 - 1990an. Beberapa di antaranya yang populer adalah Kutukan Nyai Roro Kidul (1979), Bangunnya Nyi Roro Kidul (1985), Ajian Ratu Laut Kidul (1991), dan Dewi Angin-Angin (1994).


2. TUYUL
Tuyul merupakan mahluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil berkepala plontos, berkulit warna keperakan, dan bersuara seperti anak ayam. Banyak orang mempercayai kalau Tuyul berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati saat dilahirkan. Karena berasal dari bayi itulah, maka tuyul gemar bermain seperti layaknya anak-anak.

Tuyul diyakini dapat diatur dan dikendalikan untuk mencuri serta memperkaya orang yang memeliharanya. Tidak heran banyak orang memelihara mahluk ini agar dapat cepat kaya. Karena sifat aslinya adalah anak-anak, maka biasanya Tuyul selalu minta disediakan mainan dan makanan enak sebagai "bayaran" dari tugas yang telah dikerjakannya. Apabila Sang Majikan lupa memberikan, maka anggota keluar majikanlah yang akan menjadi tumbal dan diambil oleh Tuyul.

Karakter Tuyul telah sering diangkat ke layar lebar. Yang paling terkenal adalah film layar lebar Tuyul (1978) dan sekuelnya Tuyul Ee Ketemu Lagi (1979) yang diperani komedian (almarhum) Ateng dan Iskak. Selain itu, karakter ini pun pernah dibuat dalam bentuk sinetron televisi berjudul Tuyul dan Mbak Yul yang populer di awal tahun 1990an dan versi remake-nya Tuyul Millenium (2004). Versi teranyar dari cerita mahluk supranatural ini adalah sinetron Tuyul Ketemu Lagi (2014) yang baru tayang beberapa waktu lalu di sebuah stasiun televisi swasta Indonesia.


3. GENDERUWO
Merupakan mahluk halus sejenis jin yang berujud manusia mirip kera dengan tubuh besar dan kekar, berkulit hitam kemarahan, serta tubuhnya ditumbuhi rambut lebat. Mahluk ini sangat populer di Pulau Jawa. Mahluk ini dipercaya senang bersembunyi di bebatuan besar di sungai, bangunan ua, pohon besar yang teduh, atau sudut-sudut ruangan yang lembab dan gelap.

Mahluk diduga telah dikenal sejak jaman Kerajaan Hindu Buddha (abad ke-4). Namanya sendiri berasal dari bahasa Kawi, yaitu Gandharwa (bahasa Sansekerta : Gandharva) yang berarti Mahluk Berwujud Manusia Yang Tinggal di Kahyangan. Mitos mahluk ini berakar dari legenda Persia Kuno mahluk bernama Gandarewa, siluman air yang mencoba memakan hal-hal baik di dunia dan menebar hal-hal buruk. Dalam cerita aslinya, Ganderawa akhirnya dapat dikalahkan oleh Pahlawan Persia bernama Keresaspa.

Dalam legenda Jawa, Genderuwo disebutkan merupakan mahluk yang gemar menggoda manusia, terutama kaum perempuan dan anak-anak. Dia sering muncul dalam wujud mahluk kecil berbulu yang bisa tumbuh membesar dalam sekejap. Genderuwo juga dipecaya gemar meniduri dan berhubungan badan dengan janda atau istri-istri yang ditinggal pergi suaminya.

Mitos Genderuwo sendiri cukup populer di era 1970 - 1980an. Bahkan pada tahun 1981, legenda Genderowo pernah diangkat ke layar lebar dengan judul Gondoruwo (diperani Ratno Timoer dan Farida Pasha). Tahun 2007, cerita mahluk ini kembali diangkat ke layar lebar lewat film Genderuwo. Film tersebut diperani Davina Veronica, Indah Kirana, dan Robby Shine, dengan sutradara KK Dheeraj.

Selain itu, sosok Genderuwo juga pernah diangkat menjadi cerita komik bersambung yang dimuat setiap hari di harian Sara Merdeka sepanjang tahun 1990.


4. RATU LAUT UTARA
Orang mungkin lebih mengenal sosok Penguasa Laut Selatan - yang dikenal pula dengan nama Nyi Roro Kidul - daripada Ratu Laut Utara. Padahal sosok ini juga cukup terkenal dan disegani masyarakat Jawa, khususnya yang tinggal di daerah Pekalongan. Ratu Laut Utara dikenal juga dengan sebutan Dewi Lanjar (Lanjar adalah sebutan untuk gadis yang belum menikah).

Menurut legenda, Dewi Lanjar dulunya adalahnya seorang putri cantik bernama Dewi Rara Kuning yang telah menjadi janda di usia sangat muda karena ditinggal mati suaminya. Dewi Rara Kuning kemudian memutuskan untuk tidak menikah lagi dan menjadi anak buah Kanjeng Ratu Kidul yang berada di Pantai Selatan.

Satu ketika, Dewi Lanjar ditugaskan untuk mencegah Raden Bahu untuk membuka hutan Gambiren (lokasinya di sekitar Jembatan Anim Pekalongan sekarang). Namun usaha Dewi Lanjar gagal, sehingga dia malu untuk kembali ke Kerajaan Pantai Selatan. Dewi Lanjar kemudian memohon kepada Kanjeng Ratu Kidul untuk diperbolehkan tinggal di Pekalongan. Kanjeng Ratu Kidul pun menyetujui. Dan sejak itulah Dewi Lanjar tinggal di pantai utara Jawa Tengah dan dirinya kini dikenal dengan sebutan Ratu Pantai Utara.

Nama Ratu Laut Utara sangat sering digunakan dalam berbagai karya tulisan fiksi. Misalnya novel serial Wiro Sableng edisi Pembalasan Ratu Laut Utara, komik serial Braja (karya Mansyur Daman), dan buku cerita Aisah Pergi Ke Istana Dewi Lanjar (karya Rahmah Asa dan Doni).


5. LEAK
Leak adalah mahluk supranatural yang sangat populer di Pulau Bali. Seluk-beluk tentang mahluk aneh ini pernah saya ulas lengkap di artikel pada blog saya yang lain (http://theghost-hunting.blogspot.com/2014/05/mitologi-bali-leak.html).


6. SI MANIS JEMBATAN ANCOL
Legenda Si Manis Jembatan Ancol sudah dikenal sejak abad 19. Menurut catatan Ridwan Saidi (tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang sejarah Betawi), pada tahun 1817, saat Jakarta masih bernama Batavia, hiduplah Mak Emper dan anaknya, Siti Ariah (Siti Mariam / Mariam). Saat Siti telah dewasa, seorang juragan berniat menikahinya dan menjadikannya selir. Namun Siti tidak bersedia dan kabur dari rumahnya.

Kiki Fatmala sebagai Mariam Si Manis Jembatan Ancol
Dalam pelariannya, Siti berjumpa dengan Oey Tambahsia, seorang kaya raya yang tinggal di kawasan Bintang Mas (sekarang daerah Ancol). Oey ingin menikahi Siti, namun Siti tidak mau dan kembali kabur. Pi'Un dan Surya - para centeng Oey - mengejar Siti sampai ke Bendungan Dempet (dekat Danau Sunter). Siti berhasil tertangkap, namun dia melakukan perlawanan hebat. Dalam perlawanannya, Siti tewas terbunuh. Mayatnya kemudian dibuang ke Jembatan Ancol.

Sejak kejadian itulah, banyak orang kemudian sering melihat ada wanita misterius yang duduk di Jembatan Ancol. Tidak hanya duduk, Si Manis Jembatan Ancol juga sering berinteraksi dengan banyak orang yang tinggal di sekitar Jembatan Ancol. Meski tidak pernah mengganggu, namun kehadirannya seringkali membuat banyak orang ketakutan.

Sosok Si Manis Jembatan Ancol sudah sering diangkat ke layar lebar dan televisi. Salah satu yang paling populer adalah sinetron Si Manis Jembatan Ancol (1993) yang diperani Diah Permatasari dan Ozy Syahputra. Suksesnya sinetron itu diikuti dengan film layar lebar berjudul sama dan diperani oleh artis yang sama. Kemudian sinetron tersebut dibuat sekuelnya dengan judul Si Manis Jembatan Ancol 2 (1994) dan Pembalasan Si Manis Jembatan Ancol (1995) yang diperani Kiki Fatmala.

Tahun 2008, sosok cantik nan misterius ini diangkat lagi ke layar lebar dengan judul Hantu Jembatan Ancol, yang diperani Nia Ramadhani, Ben Joshua, dan Nadila Ernesta, dengan sutradara Arie Azis.


7. JELANGKUNG
Jelangkung atau Jailangkung adalah permainan tradisional mirip Ouija Board di Amerika. Permainan ini biasanya dilakukan untuk memanggil entitas supranatural yang nantinya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para pemainnya.

Jelangkung diduga merupakan sebuah permainan tradisional yang berasal dari kepercayaan orang Tionghua masa lalu. Namanya sendiri diambil dari kata Cay Lan Gong (Dewa Keranjang) atau Cay Lan Tse, yang merupakan ritual memanggil Dewa Poyang dan Moyang. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak saat Festival Rembulan. Dalam ritual ini, Dewa Poyang dan Moyang dipanggil untuk masuk ke dalam boneka keranjang berpakaian manusia yang tangannya dapat digerakkan. Sang boneka dikalungi kunci, dan dihadapkan pada sebuah papan tulis. Pada ujung tangan boneka diikatkan sebuah alat tulis (biasanya kapur) untuk menulis di papan tulis. Setelah didoakan, boneka akan terasa berat. Saat itulah pertanda sang boneka telah dirasuki dewa, sehingga dapat bergerak, menganggk, atau menulis sesuatu di papan tulis saat ditanya.

Di negara asalnya, ritual ini sudah punah dan tidak dimainkan lagi. Tapi di Indonesia, ritual ini masih kerap dimainkan. Hanya saja berbeda dengan bentuk aslinya, boneka Jelangkung di Indonesia terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.

Permainan Jelangkung biasanya dilakukan minimal tiga orang, di mana salah satu dari pemain adalah juga merangkap sebagai Pawang atau Pembaca Mantera. Sang Pawang biasanya membacakan mantera tertentu untuk memanggil roh agar masuk ke dalam boneka Jelangkung. Biasanya orang yang bermain Jelangkung meminta petunjuk peruntungan masa depan dan nomer keberuntungan dalam perjudian, seperti togel dan sejenisnya. Jika permainan sudah berakhi, para pemain wajib berpamitan dengan mahluk halus yang ada di dalam boneka. Apabila tidak, maka mahluk itu akan marah, dan biasanya akan membuat para pemain menjadi kesurupan.

Meski permainan Jelangkung telah populer cukup lama di Indonesia, namun permainan ini baru diangkat ke layar lebar pada tahun 2001, di mana pada saat itu Sutradara Rizal Mantovani dan Jose Poernomo merilis film berjudul Jelangkung. Film ini diperani oleh Winky Wiryawan, Melanie Ariynto, Rony Dozer, dan Harry Pantja ini menorehkan rekor sebagai film horor Indonesia pertama yang berhasil meraup penonton hingga lebih dari 5.2 juta orang  Kesuksesan film ini diikuti dengan sekuelnya, yaitu Tusuk Jelangkung (2003) dan Jelangkung 3 (2007).

Selain itu, ada pula film bertema Jelangkung namun tidak berhubungan dengan ketiga trilogi Jelangkung di atas, yaitu Kalung Jailangkung (2011; sutradara Koya Pagayo dengan pemeran Zacky Zimah dan Soraya Larasati) serta Tumbal Jailangkung (2011; sutradara Chiska Doppert, dan diperani Soraya Larasati dan Denny Weller).


8. SUNDEL BOLONG
Sosok yang satu ini sekilas mirip dengan Kuntilanak, karena penggambaran keduanya sama, yaitu wanita berparas cantik, beramput panjang, dan mengenakan jubah putih panjang. Meski demikian, yang membedakan keduanya adalah punggung Sundel Bolong berlubang. Sebenarnya Sundel Bolong merupakan mitos Malaysia, yang diperkenalkan di Indonesia melalui para imigran dan orang yang pernah bekerja di negara tersebut sebagai TKI.

Suzanna sebagai Sundel Bolong
Dalam mitos Indonesia, Sundel Bolong adalah arwah penasaran dari wanita yang tewas akibat diperkosa, dan kemudian melahirkan anak di dalam kubur. Mahluk ini suka mencuri bayi-bayi yang baru dilahirkan. Untuk membalaskan dendamnya, Sundel Bolong sering berubah wujud menjadi wanita cantik yang berjalan seorang diri di jalan yang sepi. Pria manapun yang mencoba menggoda, apalagi berniat jahat padanya, dipastikan akan dihabisi Sundel Bolong.

Almarhumah Suzanna - aktris kawakan Indonesia - adalah aktris yang sangat identik dengan sosok Sundel Bolong. Dia memerani Sundel Bolong pertama kali lewat film Sundel Bolong (1981) karya sutradara Sisworo Gautama Putra. Film ini merupakan film pertama yang mengangkat legenda Sundel Bolong, dan langsung menjadikannya populer di kalangan masyarakat. Karena film inilah banyak orang kemudian percaya hantu Sundel Bolong benar-benar ada, dan menjadi urban legend hingga hari ini.

Sejak itulah, peran Sundel Bolong sangat identik dengan Suzanna. Beberapa film lain yang diperani Suzanna dan mengangkat kisah Sundel Bolong adalah Telaga Angker (1984), Malam Jumat Kliwon (1986), dan Malam Satu Suro (1998).

Di tahun 2000an, Sutradara Hanung Bramantyo merilis film berjudul Legenda Sundel Bolong (2007) yang mengangkat mitos Sundel Bolong namun dari sudut pandang yang berbeda. Dalam film tersebut, Suzanna tidak diikutsertakan . Para pemain dalam film itu adalah Baim, Tio Pakusadewo, dan Jian Batari Anwar.


9. NYI BLORONG
Banyak orang menyamakan Nyi Blorong dengan Nyi Roro Kidul. Padahal keduanya adalah sosok yang sangat berbeda. Menurut kepercayaan banyak orang, Nyi Blorong adalah Panglima Terkuat dan salah satu orang kepercayaan Kanjeng Ratu Kidul, selain Nyi Roro Kidul. Nyi Blorong adalah wanita cantik bertubuh manusia dari pinggang ke atas. Sedangkan pinggang ke bawahnya berwujud ular. Pada saat bulan purnama, Nyi Blorong akan muncul sebagai wanita cantik seutuhnya. Namun setelah bulan mengecil, ia akan menjadi sosok Ular Raksasa.

Nyi Blorong memiliki Keraton sendiri di Pantai Selatan. Dia memiliki banyak pengikut yang konon ditugaskan untuk menyesatkan manusia agar terjerumus pesugihan dan menjadi budaknya. Orang-orang yang menyembah Nyi Blorong, niscaya akan kaya raya dan hidupnya bergelimangan harta. Tapi untuk itu, orang tersebut harus memberikan tumbal kepada Nyi Blorong berupa nyawa manusia. Tumbal ini akan digunakannya untuk menjadi prajuritnya. Dan satu waktu, jika orang tersebut lupa memberikan tumbal, nyawanyalah yang akan diambil Nyi Blorong dan akan dijadikan budaknya.

Sosok Nyi Blorong sangat sering diangkat ke layar lebar di era 1970-1980an. Dua film yang paling populer tentang Nyi Blorong adalah film Nyi Blorong (1982) dan Perkawinan Nyi Blorong (1983). Keduanya disutradarai Sisworo Gautama Putra dan diperani (almh) Suzanna. Film Nyi Blorong sendiri merupakan salah satu film horor terlaris di tahun 1982.


10. SUSTER NGESOT
Mahluk supranatural ini baru dikenal sejak awal tahun 2000an lewat cerita dari mulut ke mulut. Tidak jelas siapa yang memulainya. Namun banyak orang meyakini kalau cerita itu benar. Cerita tentang Suster Ngesot memiliki banyak versi. Meski demikian, semua cerita itu memiliki kesamaan : Suster Ngesot hanya ada di rumah sakit.

Setidaknya ada 2 versi mitos Suster Ngesot yang paling umum diceritakan orang. Versi pertama adalah tentang tewasnya seorang perawat di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Jakarta. Kasusnya sendiri tidak jelas kapan terjadi. Yang pasti, kejadiannya terjadi pada satu malam, saat seorang perawat sedang melakukan dinas malam, dia diperkosa dan dibunuh oleh dokter jaga di rumah sakit tersebut. Ada cerita menyebutkan kalau mayat sang perawat dikubur di salah satu lokasi di sekitar Rumah Sakit. Karena tempatnya sangat kecil, kaki sang perawat dipotong agar tubuhnya bisa masuk ke dalam tempat tersebut.

Versi kedua menyebutkan kalau Suster Ngesot bernama asli Norah, seorang keturunan Belanda, yang memiliki ilmu gaib dan menjadi perawat di sebuah panti jompo di Jawa Barat. Karena keluarganya pernah mengalami perlakuan buruk dari masyarakat sekitar, dia membalas dendam dengan cara menghabisi penghuni panti satu-persatu menggunakan ilmunya. Kejahatannya kemudian diketahui oleh masyarakat sekitar, lalu Norah dihakimi masyarakat setempat dengan memukul kakinya hingga remuk.

Banyak orang mengaku bertemu dengan Suster Ngesot di rumah sakit. Sesuai namanya, Suster Ngesot berperawakan cantik, mengenakan pakaian perawat, namun dalam posisi duduk di lantai. Dia berjalan dengan cara menyeret kakinya (ngesot) di sepanjang koridor atau lorong rumah sakit.

Mitos dan cerita tentang Suster Ngesot menjadi sangat populer saat diangkat ke layar lebar pada tahun 2007. Adalah film Suster Ngesot (2007) dan Suster N (2007) yang menjadi 2 film pertama yang mengangkat mitos Suster Ngesot. Setelah itu, berbagai film tentang mahluk ini pun banyak bermunculan di layar lebar.




No comments:

Post a Comment