Showing posts with label kuliner. Show all posts
Showing posts with label kuliner. Show all posts

Wednesday, 24 June 2015

10 Bakso Paling Unik Khas Indonesia

Bakso adalah salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Ya, masyarakat di hampir seluruh wilayah Indonesia pasti suka dengan bakso. Bakso dijajakan mulai dari bakso gerobakan, hingga restoran di mal berkelas.

Secara umum, bakso Indonesia terbuat dari daging sapi yang dicampur dengan tepung tapioka dan dibuat bulat. Meski demikian, ada ratusan varian bakso yang kini beredar di Indonesia. Perbedaan masing-masing bakso tersebut ada pada bahan bakunya yang tidak selalu daging sapi (beberapa pengusaha bakso membuat bakso dari daging ayam, ikan, dan udang), serta isian bakso yang beragam (daging cincang, keju, cumi, hati-ampela ayam, dan lain-lain). Cara penyajiannya pun bervariasi, membuat ragam bakso makin banyak.
Mie Bakso Indonesia

Secara umum, bakso biasanya dimasak bersama sup kaldu, dan dihidangkan bersama dengan mie, bihun, dan sayuran. Penyajian seperti ini dikenal dengan sebutan Mie Bakso. Tapi ada juga yang hanya menyajikan berbagai jenis bakso dalam kuah kaldu. Dan ada juga yang menyajikan bakso dalam kondisi kering atau digoreng.

Di berbagai wilayah Indonesia, ada berbagai jenis bakso yang menjadi ciri khas suatu wilayah tertentu. Berikut ini saya sajikan 10 jenis bakso paling unik yang hanya ada di Indonesia.

1. BATAGOR (JAWA BARAT)
Batagor (Baso Tahu Goreng) adalah salah satu bentuk penyajian baso yang terbilang cukup unik. Produk yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ini mengadaptasi cara makan bakso dari Daratan Tiongkok. Meski namanya "bakso", tapi tidak berbentuk bulat.

Baso-Tahu Goreng merupakan tahu yang diisi adonan ikan tenggiri dan tepung tapioka, kemudian digoreng di minyak panas. Setelah matang, tahu isi tersebut ditiris, kemudian dipotong kecil-kecil. Saat mengonsumsi batagor, biasanya ditambahkan bumbu kacang, kecap manis, sambal, dan air perasan jeruk nipis.



2. BAKSO MALANG (JAWA TIMUR)
Penyajian bakso ini sama dengan penyajian bakso pada umumnya di Indonesia : Bakso dalam kuah kaldu. Hanya bedanya bakso yang disajikan bervariasi : Bakso urat, bakso daging sapi, bakso goreng, siomay, pangsit goreng, dan lain-lain.

Beberapa penjual juga memberikan varian berupa bakso bakar dan mie kuning. Kuah kaldu yang digunakan adalah kuah bening kaldu sapi atau ayam.



3. BAKSO BAKAR BUMBU SATE (MADURA)

Sebenarnya bisa dikatakan panganan ini adalah Sate Bakso, di mana beberapa bakso ditusuk ke Tusuk Sate lalu dibakar. Dari informasi yang saya dapatkan, Bakso Tusuk yang dibakar layaknya sate seperti ini aslinya berasal dari Malang.

Namun berbeda dengan Bakso Bakar di Madura, bakso tersebut dibumbui dengan bumbu sate layaknya sate daging ayam atau sapi pada umumnya. Hal ini membuat Bakso tersebut menjadi lebih harum, gurih, dan lezat karena tambahan bumbu kacang untuk sate.

Sama seperti sate pada umumnya, Bakso Bakar Bumbu Sate dimakan tanpa kuah kaldu bening. Biasanya dimakan dengan nasi putih hangat.



4. BAKSO BALUNGAN (JAWA TENGAH)
Bakso jenis ini pertama kali populer di daerah Demak, kemudian meluas ke Kudus, Pati, dan sekitarnya. Sebenarnya Bakso Balungan merupakan pengembangan dari Soto Kerbau yang menjadi ciri khas Demak.

Sama seperti bakso lainnya, komposisi Bakso Bulungan terdiri dari bakso kuah dan mie. Yang menjadi ciri khasnya adalah pada tambahan potongan tulang sapi serta irisan kecil daging sapi. Tulang sapi yang besar itu tidak saja memiliki serpihan daging yang masih melekat di beberapa bagian tulang, namun juga memiliki sungsum dalam tulang yang sangat lezat. Banyak orang senang menyeruput sumsum tulang tersebut, usai menyantap mie baksonya. Hmm... lezat sekali....



5. BAKSO TENIS (JAWA BARAT)
Sesuai namanya, bakso ini memiliki ukuran yang sangat besar bak bola tenis. Ya, produk yang pertama kali populer di Bandung ini terbilang cukup unik karena ukurannya yang sangat besar. Biasanya bakso itu merupakan bakso berisi daging cincang.

Penyajiannya mirip seperti penyajian Mie Bakso pada umumnya : Mie dan sayuran dalam kuah kaldu. Bedanya pada baksonya yang tidak dicampur dalam kuah kaldu itu, namun diletakkan di piring terpisah. Bakso tersebut kemudian dibelah empat, sehingga daging cincang di dalam bakso menyembul keluar.

Produk bakso lain yang mirip dengan Bakso Tenis adalah Bakso Setan, di mana Bakso tersebut memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada Bakso Tenis (sebesar bola basket), dengan isi yang sama (daging cincang).



6. CELIMPUNGAN (SUMATERA SELATAN)
Meski namanya bukan "bakso" namun secara penampilan, panganan ini bisa terbilang satu "keluarga" dengan Bakso.

Terbuat dari adonan daging ikan dan sagu, Celimpungan dibuat dalam ukuran bulat kemudian dimasak dengan kuah santan, dan dimakan dengan tambahan sambal goreng. Celimpungan merupakan makanan tradisional Sumatera Selatan yang masih banyak dijumpai hingga hari ini.



7.  BAKSO HERBAL (D.I. ACEH)
Jika bakso yang umum menggunakan bahan dasar daging, maka Bakso Herbal menggunakan bahan sayur-sayuran dan buah-buahan. Bakso Herbal ini adanya di Kabupaten Aceh Tamiang, D.I. Aceh.

Penyajiannya sama seperti Mie Bakso pada umumnya. Hanya yang membedakannya terletak dari bahan baksonya yang terbuat dari daging sapi yang dicampur dengan buah dan sayur-mayur yang sudha digiling halus. Ada Bakso Bayam, Bakso Wortel, Bakso Buah Bit.  Kuahnya sendiri merupakan rebusan tulang sapi dan wortel, sehingga terasa segar.

Selain itu, ada tambahan suwiran daging ayam goreng, daun seledri, bawang goreng, dan kerupuk pada Mie Bakso Herbal ini, menjadikannya berbeda dari mie bakso umum yang ada di Indonesia.



8. BAKSO MUTIARA (KALIMANTAN)
Makanan akulturasi budaya Tionghua-Indonesia ini kini disebut sebagai makanan khas Banjarmasin. Penyajiannya cukup berbeda dengan bakso pada umumnya, karena tidak disajikan layaknya Mie Bakso pada umumnya.

Bakso Mutiara biasanya disajikan dalam bentuk bakso dalam kuah kaldu gurih yang terbuat dari bahan susu, bawang merah, bawah putih, dan pala yang dihaluskan, sehingga warnanya agak putih. Baksonya sendiri mengunakan daging ayam yang digiling, dicampung dengan kentang, bawang putih yang dihaluskan, serta tambahan susu. Hal ini membuat tekstur baksonya menjadi halus, meski tidak sehalus bakso ikan. Baksonya dibuat dalam ukuran kecil sehingga sekilas tampak seperti Mutiara.



9. BAKSO KOJEK (SUMATERA UTARA)
Di Medan, Sumatera Utara, Bakso Kojek adalah salah satu makanan yang cukup terkenal. Penyajiannya sama seperti Mie Bakso pada umumnya yang ada di Indonesia. Namun perbedaannya terletak pada bakso dan kuahnya.

Bakso yang digunakan pada Bakso Kojek adalah bakso ikan tenggiri. Sedangkan kuahnya sendiri merupakan kuah bening kaldu ikan yang kaya rempah, sehingga aroma kuahnya sangat harum dan memikat. Biasanya ada tambahan bihun atau mie, membuat Bakso Kojek terasa enak banget.



10. BAKSO MERCON (GARUT)
Garut punya Mie Bakso khas mereka sendiri yang dikenal dengan nama Bakso Mercon. Meski namanya "seram" tapi tidak berarti bakso ini menggunakan bahan mesiu yang berbahaya. Sebaliknya, bakso ini menggunakan bahan super pedas mantap yang menjadikan makanan ini sangat "mengerikan" dan "berbahaya".

Dari penampilan, Bakso Mercon sama saja dengan Mie Bakso kebanyakan yang beredar di Indonesia. Perbedaannya terletak pada baksonya sendiri yang pada terbuat dari tepung tapioka, merica, daging sapi, urat sapi, dan cabe rawit yang dicampur, kemudian dibentuk bulatan besar. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya. Bakso ini super pedas karena menggunakan cabe rawit.

Tuesday, 16 June 2015

10 Komunitas Unik yang Cuma Ada di Indonesia

Komunitas adalah sebuah kelompok yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan dalam hal tertentu (hobi, latar-belakang budaya, marga, dan lain-lain). Tujuan pendirian komunitas ini adalah untuk menjadi wadah berkumpul dan bertukar pengetahuan, yang nantinya dapat memperkaya ilmu masing-masing anggotanya.

Di Indonesia, ada banyak komunitas yang berdiri dan secara aktif melakukan banyak kegiatan. Dari sekian banyak komunitas, saya mengumpulkan 10 Komunitas di Indonesia yang menurut saya unik, dan benar-benar khas Indonesia (tidak ada di negara lain). Kesepuluh komunitas ini bisa dikatakan sebagai komunitas yang benar-benar mewakili keunikan budaya dan beragaman yang ada di Indonesia, serta menjawab bagaimana pengejawantahan makna "Bhinneka Tunggal Ika" di Bumi Pertiwi ini. Komunitas apa sajakah itu?


1. KOMUNITAS SEPEDA ONTEL
Sepeda ontel sangat populer di Indonesia tahun 1910-1970. Setelah keberadaannya digantikan sepeda jengki, Sepeda Ontel sempat menjadi barang usang dan nyaris terlupakan. Namun pada tahun 2000, beberapa orang mencoba menghidupkan sepeda ontel, kini, Sepeda Ontel meraih kepopulerannya kembali.

Di Indonesia, peminat dan penggemar sepeda ontel cukup banyak dan tersebar merataa.  di seluruh Indonesia. Banyak komunitas pecinta sepeda ontel yang bermunculan sejak tahun 2004 hingga hari ini, seperti Paguyuban Sepedah Bauela (PSB), Jogja Onthel Community (JOC), Paguyuban Onthel Rabuk Yuswo (PORY), Paguyuban Onthel Djokja (POJOK), dan lain-lain adalah sebagian dari ratusan komunitas onthel yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar komunitas itu bernaung di bawah organisasi KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia).

Anggota komunitas biasanya berkumpul di waktu dan tempat tertentu, kemudian beramai-ramai melakukan perjalanan keliling kota. Kadang mereka mengenakan pakaian era tahun 1920-an untuk menyesuaikan dengan sepeda yang mereka bawa. Selain berkumpul dan berkeliling, para anggota biasanya juga berdiskusi dan bertukar informasi seputar suku cadang sepeda mereka, yang terbilang cukup sulit didapat di masa kini karena sudah tidak diproduksi lagi.



2. KOMUNITAS PECINTA BATU AKIK
Saya tidak menemukan kapan pertama kali Komunitas Pecinta Batu Akik berdiri. Tapi saya meyakini kalau komunitas ini telah ada sejak tahun 1970-an. Kala itu, Batu Akik meraih kepopulerannya ketika Tessy - salah seorang anggota grup lawak Srimulat - selalu tampil dengan jari-jarinya yang "ramai" dengan batu akik. Memang jauh sebelum Tessy populer, Batu Akik sudah disukai namun hanya kalangan terbatas saja. Barulah setelah Tessy sering muncul di televisi, batu akik mulai dikenal masyarkat luas dan digemari di berbagai daerah di Indonesia.

Kepopulerannya sempat turun di awal tahun 2000-an, namun naik kembali popularitasnya di akhir tahun 2014. Kini penggemar akik sudah meluas ke seluruh kalangan masyarakat, mulai dari kelas rendah hingga tinggi.

Seiring dengan meningkatkanya penggembar Batu Akik, maka bermunculan pula Komunitas Pecinta Batu Akik di Indonesia. Berbeda dengan komunitas yang ada, Komunitas Pecinta Batu Akik tidak secara konkret "mengikrarkan" keberadaan mereka. Komunitas itu hanyalah seperti ajang kumpul-kumpul para pecinta batu akik yang dilakukan secara sporadis (biasanya ditempat penjualan batu akik). Mereka biasanya berbagi ilmu soal jenis batu akik, metode mengecekan keaslian batu akik, membahas model jenis batu yang lagi tren, dan lain-lain.



3. KOMUNITAS PECINTA SEJARAH INDONESIA
Panjangnya sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, didukung dengan masih banyaknya gedung-gedung kuno bersejarah yang masih berdiri kokoh di beberapa kota, mendorong banyak orang untuk membentuk komunitas pecinta sejarah. Komunitas ini terdiri dari sekelompok orang yang memiliki kecintaan pada cerita sejarah. Kegiatan mereka biasa adalah dengan melakukan napak tilas ke tempat-tempat bersejarah di Indonesia, sekaligus mempelajari latar belakang sebuah kejadian yang terjadi di tempat itu.

Beberapa komunitas yang cukup populer adalah Komunitas Jejak Petjinan yang berada di Surabaya. Komunitas ini berdiri sejak tahun 2010, yang kegiatannya menelusuri jejak kehidupan masyarakat Tionghoa di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda hingga hari ini. Kegiatan yang mereka lakukan biasanya berupa wisaya budaya ke tempat-tempat bersejarah yang dikenal dengan sebutan MPS (Melantjong Petjinan Soerabaia).

Selain itu di Bandung, ada pula Komunitas Aleuit (bahasa Sunda yang berarti "Jalan Beriringan") yang didirikan mahasiswa Universitas Padjajaran tahun 2006. Komunitas ini didirikan untuk mengapresiasi sejarah, wisaja, dan lingkungan kota Bandung. Kegiatan yang mereka lakukan adalah mengunjungi objek sejarah, menonton film bersejarah, makan di tempat kuliner bersejarah, sekaligus melakukan diskusi berkenaan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian bersejarah di Bandung.

Yang paling ekstrim adalah kelompok Reenactors atau Komunitas Indonesia Reenactors, yang terdiri dari orang-orang pecinta sejarah Indonesia yang senang membuat permainan reka ulang sejarah. Permainan interaktif itu mereka buat sebagai upaya untuk membantu masyarakat masa kini agar lebih memahami sejarah Indonesia. Komunitas tersebut memiliki anggota lebih ari 1,345 orang dengan latar belakang yang cukup beragam : pengusaha, pekerja swasta, mahasiswa, politikus, dan lain-lain.



4. KOMUNITAS PERMAINAN TRADISIONAL
Indonesia sangat kaya dengan ragam budaya permainan tradisional. Setidaknya ada 2,500 buah permainan tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Sayangnya, seiring dengan perkembangan teknologi, banyak anak yang lebih menyukai permainan digital dan modern daripada permainan tradisional. Dan tanpa kita sadari banyak permainan tersebut sudah nyaris "punah" dan hanya segelintir orang saja yang tahu permainan tersebut.

Hal ini menjadi keprihatinan banyak orang yang kemudian membentuk komunitas permainan tradisional guna mempertahankan keberadaan permainan tradisional tersebut. Komunitas ini tidak banyak, baik dari jumlah komunitas maupun anggotanya. Tapi usaha untuk melestarikan permainan tradisional ini patut diacungi jempol.

Saya menemukan ada 2 komunitas permainan tradisional yang cukup menonjol : Komunitas Hong dan Komunitas Anak Bawang.

Komunitas Hong didirikan oleh Mohammad Zaini Alif (Kang Zaini), seorang pemerhati budaya Sunda, yang pada tahun 2004 mendirikan komunitas ini (dan diresmikan pada tahun 2008). Beranggotakan 150 orang dengan rentang usia 6 hingga 90 tahun, komunitas ini mendokumentasikan 250 jenis permainan tradisional Sunda, 213 permainan tradisional Jawa Tengah dan Timur, serta 50 jenis permainan Lampung. Selain itu, komunitas ini juga membangun Kolecer, sebuah tempat untuk melatih permainan rakyat yang berlokasi di Kampung Bolang, Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Setiap tahunnya mereka mengadakan Festical Kolecer (festival permainan rakyat dengan berbagai upacara adat).

Sedangkan Komunitas Anak Bawang didirikan di Solo, Jawa Tengah. Berawal dari Seminar Permainan Tradisional yang digagas mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada tahun 2011, timbul ide dari para peserta seminar untuk melestarikan permainan tradisional. Beberapa orang peserta kemudian mengadakan kegiatan pertemuan setiap Minggu Pagi di Car Free Day (Jalan Slamet Riadi, Solo) dengan membawa permainan tradisional mereka, lalu mengajak para pengunjung ikut bermain. Dari sekedar bermain bersama, akhirnya tercetus untuk mendirikan komunitas pecinta permainan tradisional yang mereka namai Komunitas Anak Bawang. Komunitas ini secara resmi berdiri tangal 10 November 2012. Kelompok ini berusaha melestarikan permainan tradisional Jawa Tengah yang sudah nyaris terlupakan, seperti Egrang, Catur Solo, Engklek, Dakon, dan lain-lain.



5. KOMUNITAS PECINTA BATIK
Sejak Batik ditetapkan sebagai Cagar Budaya Dunia oleh UNESCO, banyak orang Indonesia yang tergerak untuk melestarikan kebudayaan batik ini agar bisa terus menjadi identitas khas bangsa Indonesia. Karena itu, bermunculannya berbagai komunitas pecinta batik yang tersebar (mayoritas) di Pulau Jawa.

Beberapa di antaranya yang cukup terkenal adalah Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Bokor Kencono, Komunitas Batik Bergaya Klasik (KIBAS), Komunitas Pecinta Batik Sekar Jagad (SJ), dan lain-lain. Kegiatan komunitas ini tidak saja hanya kumpul-kumpul, tetapi juga menginventarisir produk batik Indonesia (motif, bahan, teknik batik, dan para ahli batik) agar tidak diklaim pihak luar negeri, melakukan pelatihan membatik kepada masyarakat umum, hingga pelestarian batik melalui forum diskusi, seminar, pengenalan produk, kunjungan ke sentra pengrajin batik, lomba berpakaian batik, dan lain-lain.



6. KOMUNITAS PECINTA KERIS
Keris juga adalah salah satu cagar budaya dunia asal Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia - terutama masyarakat Jawa - keris sudah menjadi bagian budaya dan kehidupan mereka. Bahkan tidak sedikit yang mengaitkan keris dengan kepercayaan manusia pada hal-hal yang bersifat mistik dan gaib.

Banyaknya penggemar keris, mendorong mereka untuk kemudian membentuk komunitas pecinta keris. Ada banyak komunitas pecinta keris di Indonesia. Salah satunya adalah Komunitas Panji Nusantara yang berdiri pada tahun 2005. Dengan anggota 600 orang (20% diantaranya adalah masyarakat luar negeri, seperti Perancis, Jerman, Belanda, Singapura, Hawaii, dan Brunei Darusallam), komunitas ini adalah komunitas pecinta keris yang ingin menyosialisasikan fungsi dan jenis keris kepada generasi muda.

Selain itu, ada pula Komunitas Pecinta Keris dan Tosan Aji (KPKTJ) yang merupakan komunitas pecinta keris yang bertujual melestarikan keris serta memberikan pengetahuan tentang perawatan serta pengenalan jenis-jenis keris.

Juga ada Komunitas Pemerhati Tosan Aji Yogyakarta (Mertikarta), yaitu komunitas pecinta benda pusaka keris yang ingin melestarikan keris sebaga bagian penting dari kebudayaan Indonesia.



7. KOMUNITAS PECINTA KERETA API
Meski perkembangan kereta api terbilang sangat lambat di Indonesia, tetapi tidak disangka kalau ternyata pemerhati dan pecinta kereta api di negara ini terbilang cukup banyak. Komunitas ini terbentuk lebih banyak karena keprihatinan mereka terhadap perkembangan kereta api di Indonesia yang - sejak jaman Belanda hingga hari ini - masih begitu-begitu saja. Selain itu, ada juga yang membentuk komunitas ini sebagai wujud keperdulian mereka terhadap perkereta-apian Indonesia dan berharap masyarakat lebih banyak lagi yang mencintai alat transportasi umum ini.

Ada banyak komunitas pecinta kereta api yang berkembang di Indonesia. Yang cukup populer adalah Komunitas Edan Sepur yang ada di Jakarta. Komunitas yang berdiri di Stasiun Jatinegara, Jakarta, tahun 2009 dengan beranggotakan 800 orang anak muda (dan 4,500 anggota di Facebook) ini merupakan komunitas penggemar kereta api dan segala hal yang berkaitan dengan Si Ular Besi ini, mulai dari pernak-pernik, jenis tiket, masinis, hingga gerbong. Mereka bahkan bisa membedakan jenis lokomotif dan suara mesinnya.

Selain itu, ada juga komunitas pecinta kereta api lain yang cukup populer, seperti Komunitas Indonesia RailFans, Komuter (Komunitas Peduli dan Pecinta Kereta Api), Komunitas Penggemar Kereta Api Indonesia, Paguyuban Pecinta Kereta Api (PPKA), Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE), dan lain-lain. 



8. KOMUNITAS KRETEK
Rokok kretek adalah rokok khas Indonesia yang sudah dikenal sejak abad ke-19, merupakan rokok berbahan tembakau asli dan cengkeh kering, yang dipadu saus cengkeh. Saat dinyalakan, rokok ini akan menimbulkan suara kretek-kretek daun tembakau dan cengkeh yang terbakar. Rokok ini sudah menjadi rokok yang umum dihisap oleh para pekerja pabrik rokok di kota Kudus.Awalnya, rokok ini dibuat dengan cara dilinting, dan menjadi kebiasaan kaum pria di wilayah Jawa Tengah, yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Kini rokok kretek beredar sudah dalam bentuk batangan dan tidak perlu lagi dilinting.

Meski kini telah banyak bermunculan rokok filter atau "rokok putih", namun rokok kretek tidak pernah hilang ditelan jaman. Bahkan hingga hari ini, rokok kretek masih diminati oleh masyarakat Indonesia. Untuk tetap menjaga serta melestarikan rokok kretek sebagai rokok asli Indonesia, beberapa kelompok penggembar rokok kretek mendirikan Komunitas Kretek. Komunitas ini berisikan orang-orang penggemar rokok kretek. Mereka tidak saja berkumpul untuk menikmati rokok kretek, tetapi juga bertukar informasi seputar rokok kretek, seperti jenis-jenis cengkeh, teknik pencampuran bahan rokok kretek untuk menciptakan sensasi rasa kretek yang baru, pembudayaan rokok kretek, dan lain-lain.



9. KOMUNITAS WAYANG INDONESIA
Wayang merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang juga telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya. Menilik dari sejarahnya, Wayang sudah menjadi pertunjukan hiburan di Indonesia sejak tahun 1500 Sebelum Masehi, jauh sebelum budaya dan agama dari luar masuk Indonesia. Meski kemudian banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu, namun identitas Wayang sebagai salah satu bentuk kesenian Indonesia tidak pernah hilang.

Di Indonesia, perkembangan wayang tidak lepas dari dukungan masyarakat lewat lembaga-lembaga swadaya masyarakat dengan membuka sanggar, lembaga pendidikan, dan paguyuban. Selain itu, ada juga komunitas-komunitas pecinta Wayang yang dibuat oleh masyarakat yang perduli dengan keberadaan wayang sebagai cagar budaya asli Indonesia. Salah satunya yang cukup unik adalah Komunitas Wayang Beber Metropolitan yang dibentuk di Jakarta tahun 2009. Komunitas ini beranggotakan orang-orang yang senang mengambar wayang di atas kain. Tidak saja menggambar cerita pewayangan di atas kain, mereka juga merupakan kumpulan orang-orang yang suka di bidang seni pertunjukan wayang, dan mengaplikasikan budaya pewayangan itu ke dalam keseharian masyarakat Metropolitan masa kini.

Selain itu, ada pula beberapa Komunitas Wayang lain seperti Komunitas Wayang Pring (Tegal), Komunitas Wayang UI (Universitas Indonesia), Komunitas Wayang Suket, Komunitas Sangkakala (Ciamis), Komunitas Wang Cepak (Indramayu), Komunitas Wayang Sampah / Wangsa (Solo), dan lain-lain.




10. KOMUNITAS PEDULI LINGKUNGAN
Bencana alam - banjir, longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya - ternyata mengusik rasa kepedulian masyarakat Indonesia, sehingga mereka berpikir bagaimana caranya ikut berperan dalam menjaga lingkungan agar terhindar dari bencara alam yang lebih besar. Berangkat dari keprihatinan akan alam itulah, maka bermunculan komunitas-komunitas peduli lingkungan yang belakangan ini cukup marak berkembang di seluruh Indonesia.

Dari sejarahnya, sebenarnya komunitas ini berakar dan berawal dari Komunitas Pecinta Alam. Komunitas tersebut banyak melakukan kegiatan sosial yang berhubungan dengan alam, seperti penanaman pohon, penghijauan, dan pembersihan sampah non-organik yang ditinggalkan para pengunjung hutan lindung. Semenjak sering terjadinya banjir di beberapa wilayah perkotaan, komunitas peduli lingkungan pun bermunculan, dan banyak melakukan kegiatan sosial untuk mencegah banjir. Mulai dari pembersihan sampah di selokan, hingga pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai banjir.

Di berbagai kota di Indonesia, komunitas ini berdiri dan bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota serta jajaran Pemerintah Kota untuk membersihkan sampah yang menyumbat aliran air di selokan dan sungai. Beberapa komunitas tersebut antara lain : Komunitas BersihNyok Jakarta, Komunitas Orang Muda Peduli Sampah, Gropesh (Gerakan Orang Mudah Peduli Sampah), Gerakan Diet Kantong Plastik, Gerakan Bali Cantik Tanpa Sampah Plastik, Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL), dan lain-lain.

Monday, 21 July 2014

7 Makanan Luar Negeri yang Cara Makannya di Indonesia Beda Banget dengan Negara Asalnya ....

Meski memiliki kekayaan kuliner, masyarakat Indonesia tidak menutup diri untuk menerima makanan dari luar negeri. Sejak tahun 1980an, banyak restoran dan rumah makan siap saji dari luar negeri yang bertandang dan membuka gerainya di Indonesia. Kala itu masih berpusat di kota-kota besar saja seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Tapi sekarang sudah tersebar di berbagai kota dan propinsi.

Meski masyarakat Indonesia menerima makanan dari luar negeri tersebut - bahkan telah menjadi tren gaya hidup mereka untuk makan makanan produk luar negeri - tidak serta merta cara makan dan bentuk penyajian makanan luar negeri tersebut mentah-mentah diaplikasikan begitu saja di Indonesia. Butuh beberapa penyesuaian agar makanan tersebut bisa diterima, mulai dari penggunaan bumbu (yang disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia), hingga pada cara penyajian dan cara makannya.

Berikut ini adalah makanan "impor" dari luar negeri yang ada di Indonesia, di mana cara penyajian dan cara makannya di Indonesia dibuat berbeda dengan cara makan di negeri asal makanan tersebut, agar bisa diterima masyarakat Indonesia. Meski beberapa di antaranya terkesan konyol, tapi.... well... you know..... itulah uniknya makan makanan tersebut di Indonesia.....


1. PIZZA
Anda tentu tahu kalau pizza adalah makanan khas masyarakat Italia. Makanan yang terbuat dari tepiung terigu ini disajikan dalam bentuk bulat tipis dengan topping daging, paprika, dan keju.

Sama seperti Indonesia, pizza juga ada dan diperkenalkan oleh sebuah restoran franchise sejak tahun 1990-an. Sejak itu, pizza menjadi salah satu menu makanan favorit keluarga yang sangat digemari Selain harganya kini telah dibuat menyesuaian kantong masyarakat Indonesia, mulai dari menengah hingga atas, menu yang disajikannya pun sangat beragam, seperti nasi, pasta, ayam goreng, dan lain-lain, yang mana membuat menu pizza menjadi tidak membosankan.

Karena awalnya hadir sebagai "makanan luar negeri", di mana makan dengan sendok dan garpu menjadi ciri khas masyarakat barat, maka jika Anda makan di restoran tersebut, di meja selalu disediakan sendok dan garpu.  Makan pizza pun dilakukan dengan menggunakan sendok dan garpu. Sangat jarang sekali ada orang makan pizza dengan cara memegang potongan pizza-nya.

Padahal di luar negeri, cara mengonsumsi pizza ya biasa saja : Dipegang dengan tangan dan dimakan begitu saja.

Well... mungkin biar keliatan makan pizza itu bergengsi dan terlihat seperti gaya makan orang kelas atas, sehingga makan pizza di Indonesia harus menggunakan pisau dan garpu.



2. DONAT
Donat adalah salah satu makanan yang "dipercaya" berasal dari Amerika Selatan dan diciptakan oleh masyarakat Belanda yang berimigirasi di negara tersebut pada abad 18. Kini donat adalah makanan yang sangat populer di seluruh dunia dan diminati banyak orang, termasuk di Indonesia. Jika sering menonton film Hollywood, maka Anda akan melihat kalau donat menjadi "jajanan favorit" polisi di Amerika Serikat.

Di Indonesia pun, donat juga hadir di tahun 1990an dan dibawa oleh sebuah restoran waralaba donat terkemuka dari luar negeri. Sama seperti negara asalnya, donat dijual dalam berbagai bentuk. Tidak saja bulat berlubang tengah seperti kebanyakan donat pada umumnya, namun juga dalam bentuk gepeng dan bundar.

Jika di luar negeri, cara makan donat adalah dimakan dengan cara memegang donat dengan tangan dan memakannya langsung, maka di Indonesia sedikit berbeda. Dengan alasan makanan tersebut adalah makanan dari luar negeri dan ingin tampak "berkelas" saat disajikan, maka jika makan donat di restoran waralaba donat, sama seperti makan pizza, makannya menggunakan pisau dan garpu. Sebenarnya "cukup aneh", mengingat donat berukuran kecil dan sedikit "berlebihan" jika dimakan dengan pisau dan garpu. Tapi..... namanya juga makan makanan bule, ya afdolnya dimakan gaya bule juga.



3. BIBIMBAP
Ini adalah salah satu makanan tradisional sekaligus populer di Korea Selatan. Makanan ini berupa nasi dengan daging dan sayuran serta kuning telur setengah matang. Cara makannya terbilang unik : nasi dan lauknya dicampur aduk. Setelah tercampur merata, barulah dimakan (Bibimbap sendiri dalam bahasa Korea berarti "nasi campur aduk").

Di Indonesia, Restoran Korea baru mulai populer dua tahun terakhir ini setelah wabah budaya Korea menulari masyarakat Indonesia. Banyak sekali restoran waralaba Korea yang belakangan ini bermunculan di berbagai kota besar di Indonesia. Dan Bibimbap menjadi salah satu menu andalan yang disukai banyak orang. Sebenarnya penyajiannya nyaris persis sama dengan penyajian di negara aslinya. Bedanya hanyalah pada telornya. Jika di negara asalnya, telur yang digunakan adalah kuning telur setengah matang, maka jika di Indonesia, telur disajikan lengkap dengan putih telur dan dimasak matang. Selain alasan higienis (telur setengah matang masih mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella yang dapat membuat orang sakit perut jika mengonsumsi), banyak orang tidak suka dengan aroma kuning telur yang amis dan menyengat.

Lebih parahnya lagi, dengan mencampur telur ke nasi dan lauk pauk akan membuat wujud makanannya menjadi sangat tidak menarik (jadi lebih mirip makanan buat doggy....). Dengan pertimbangan itulah, maka beberapa restoran waralaba memutuskan untuk menyajikan telur mata sapi matang. Ada sih yang menyajikan Bibimbap dalam versi aslinya. Biasanya restoran seperti itu adalah restoran yang dibuka oleh Korea dan diperuntukkan bagi para ekspatriat Korea.



4. CAKWE
Cakwe adalah semacam roti panjang yang digoreng. Panganan yang aslinya dari Daratan Tiongkok ini biasanya merupakan menu sarapan masyarakat di sana (serta Hong Kong). Cakwe biasa hanya dimakan layaknya roti (tanpa tambahan apapun) atau dimakan bersama bubur polos (cakwe dipotong-potong kecil lalu diceburkan ke bubur atau hanya dicelup-celupkan di bubur saja, untuk penambah rasa dan aroma bubur).

Di Indonesia, Cakwe awalnya populer di daerah Sumatera, khususnya Medan dan Kepulauan Riau. Kini kehadirannya sudah merambah dan dikenal hampir semua wilayah di Indonesia, khususnya Kalimantan dan Jawa. Namun berbeda dengan cara makan di negara asalnya, cakwe justru dimakan dengan dicocol saos sambal, saos tomat, atau bumbu kacang.

Cakwe juga digunakan sebagai salah satu komplemen makan bubur ayam, selain suwiran daging ayam, potongan telur, seledri, dan bawang goreng. 



5. BAKPAO
Salah satu makanan yang juga aslinya dari Daratan Tiongkok dan kini sudah sangat populer di Indonesia. Terbuat dari terigu yang dibentuk bulat dengan isi daging di dalamnya. Dalam bahasa aslinya, Bakpao sendiri berarti "daging yang dibungkus". Makannya juga sangat simpel, yaitu dengan memakan bakpao seperti makan roti.

Namun berbeda dengan Indonesia, terutama di daerah Jawa, makan Bakpao biasanya menggunakan saos sambal atau saos tomat. Tujuannya untuk mendapatkan "sensasi" rasa yang berbeda. Ada sih orang yang makan bakpao tanpa saos, tetapi kebanyakan orang Indonesia lebih suka makan bakpao dengan saos untuk mencari sensasi pedas dan asam.



6. SIOMAY
Siomay berasal dari bahasa Tiongkok Shumai / Saomay yang berarti "pangsit daging babi". Salah satu makanan bergengsi ini biasanya merupakan salah satu menu dimsum yang biasa dinikmati oleh orang Tiongkok dan Hong Kong.

Seperti dimsum pada umumnya, Saomay disajikan dalam keranjang rotan dan dimakan selagi hangat dan dicocol ke dalam campuran minyak wijen, arak, dan kaldu ayam sebagai penambah rasa.

Di Indonesia, karena penduduknya kebanyakan orang Muslim, maka Siomay dibuat dari daging ikan dan tepung tapioka. Cara makannya pun berbeda : Siomay dipotong dalam ukuran sedang, lalu dituangi bumbu kacang dan kecap manis.



7. MARTABAK
Martabak adalah makanan yang berasal dari Yemen, Timur Tengah. Dalam bahasa aslinya, Martabak atau Murtabbaq berarti "dilipat". Aslinya, martabak terbuat dari kulit roti yang lebar dan dilipat-lipat, lalu digoreng. Bentuknya sekilas mirip roti croissant dari Perancis, namun lebih lembut dan legit. Martabak disajikan dalam bentuk potongan segi empat dan dituangi bumbu kaldu kental yang terdiri dari daging kambing, telor, potongan timun, bawang merah, dan tomat.

Martabak Asin

Di Indonesia, Martabak terdiri dari 2 jenis, yaitu Martabak Asin dan Martabak Manis. Martabak Asin adalah martabak yang terbuat dari kulit roti yang dibuat lebar, lalu di dalamnya diisi dengan campuran daging cincang, telor, dan daun bawang, kemudian digoreng. Martabak dimakan dalam kondisi kering dengan tambahan kecap asin dan acar cabe rawit, timun, dan bawang merah yang segar.

Di Palembang, ada Martabak bernama Martabak HAR (Haji Abdul Rozak) yang penyajiannya sangat mirip dengan martabak di negara asalnya.

Martabak Manis
Sementara itu Martabak Manis adalah martabak yang terbuat dari tapioka. Mirip martabak asin, hanya saja bentuknya bulat dan rasanya manis. Biasanya Martabak Manis diberi gula, coklat, mentega, kacang halus, keju, dan lain-lain sesuai selera. Biasanya Martabak seperti ini dikenal dengan nama Martabak Bangka, karena pertama kali dijual dan diperkenalkan oleh orang-orang dari Pulau Bangka, Sumatera Selatan. Meski namanya Martabak, namun konsep Martabak Manis atau Martabak Bangka sangat jauh berbeda dengan Martabak asli. Yang menyamakan keduanya adalah dalam penyajiannya saja, di mana Martabak Bangka juga disajikan dalam bentuk "terlipat".