Monday 29 June 2015

10 Pantangan Paling Aneh yang Ada di Indonesia... dan Penjelasan Ilmiahnya ...

Banyak negara - terutama di Asia - yang masih mengenal budaya "pantangan" atau pamali. Budaya ini melarang orang melakukan hal tertentu di suatu lingkungan atau kondisi tertentu. Sering kali alasannya berkonotasi mistis, padahal alasan sebenarnya hanyalah etika saja.

Di Indonesia, budaya Pamali sudah dikenal masyarakat sejak masa Nenek Moyang kita. Awalnya Pamali hanya dikenal dan dilakukan masyarakat pedesaan dan perkampungan saja. Namun seiring dengan banyaknya orang yang bermigrasi dan urbanisasi, budaya ini menyebar juga ke kota.

Meski pun di masa kini sudah jamannya gadget dan teknologi canggih, masih saja banyak orang - terlebih orang kota - yang masih memegang teguh budaya Pamali. Lucunya, pamali tersebut dituruti lebih karena alasan mistis dan supranatural. Ya... orang Kota yang Melek Teknologi kok masih percaya hal-hal gak jelas kayak gitu.

Berikut ini adalah beberapa Pantangan Paling Populer dan Paling Aneh yang hingga hari ini masih dipraktekkan di Indonesia. Praktek pantangan ini lebih didasarkan pada alasan mistis. Padahal di balik itu, ada penjelasan ilmiah yang bisa menjelaskan mengapa Pantangan itu harus ditaati.

1. ANAK GADIS TIDAK BOLEH MAKAN DI DEPAN PINTU
Salah satu pantangan paling populer di masyarakat masa kini adalah "Anak Gadis / Anak Perawan tidak boleh makan di depan pintu karena akan menghambat datangnya jodoh". Jika dipikir-pikir, alasan ini sebenarnya tidak ada dasar dan tidak bisa diterima nalar. Apa berarti ada jaminan untuk mendapatkan jodoh bagi para Anak Gadis yang tidak makan di depan pintu? Tidak juga kan?

Alasan sebenarnya dari dibuatnya pantangan ini lebih karena alasan estitika. Pantangan ini muncul karena di masa lalu - di kampung dan desa - rumah para penduduk terbuat dari kayu dan batu bata, serta tidak ada penerangan di dalam rumah. Karena itu, anggota keluarga, termasuk juga anak gadis keluarga itu memilih makan malam di luar rumah. Selain lebih terang, juga tidak pengap dan gelap (karena mereka biasa makan waktu sore hari). Masalahnya, makan paling enak adalah duduk di depan pintu masuk rumah karena anginnya paling sejuk di tempat itu. Jadi banyak orang - termasuk anak gadis - yang makan sambil duduk di pintu masuk rumah.

Yang jadi masalah adalah sebagian anak gadis itu makan dengan gaya yang agak "brutal" karena mencontoh ayah atau ibunya, seperti mengangkat kaki, makan dengan wajah belepotan makanan, dan makan sambil berkecap (mulut mengeluarkan suara). Pada sore hari, biasanya akan banyak petani yang pulang bersawah dan melewati rumah-rumah. Bisa dibayangkan bagaimana "jijiknya" para petani itu melihat ada anak gadis yang makannya "sejorok" itu (meski mereka pun makan dengan cara yang sama). Karena itu, guna mencegah agar anak gadis mereka tidak "turun harga" karena cara makannya dilihat banyak orang, maka para orang tua "memunculkan" pantangan seperti itu.

Pada akhirnya Pantangan itu berhasil mencegah anak-anak gadis penduduk kampung dan desa itu terhindar dari "malu" karena kepergok makan dengan gaya yang "kasar" di depan pintu.



2. MALAM JUMAT KLIWON WAKTUNYA HANTU GENTAYANGAN
Pantangan paling keliru yang pernah dibuat orang Indonesia adalah pantangan ini. Disebutkan bahwa "Anak-anak tidak boleh bermain pada waktu Malam Jumat Kliwon, karena pada waktu itu adalah waktunya hantu-hantu gentayangan". Kesalahan fatal ini ternyata mengakar dan menyebar pada anak-anak masa kini. Tidak heran banyak orang di masa kini yang mengkonotasikan Malam Jumat Kliwon sebagai Malamnya Setan. Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang takut dengan Malam Jumat Kliwon. Lebih parahnya lagi : banyak film bertema horor yang dibuat dengan tema Malam Jumat Kliwon.

Faktanya : Dalam ajaran Islam, Malam Jumat Kliwon adalah Malam yang Paling Baik bagi umat Muslim untuk belajar Al-Qur'an dan lebih mendekatkan diri pada Gusti Allah. Dalam perhitungan Tanggalan Jawa, Malam Jumat Kliwon berarti "Malam Agung / Malam Suci", sehingga wajib bagi umat Muslim untuk lebih khusyuk sembahyang.

Mengapa kemudian muncul "dongeng" tentang hantu di Malam Jumat Kliwon? Itu tidak lepas karena budaya di kampung pada masa lalu. Sejak jaman dulu, masyarakat sudah tahu kalau Malam Jumat Kliwon adalah malam yang baik untuk beribadah. Masalahnya anak-anak seringkali sulit diajak untuk ikut ke musholla di malam itu. Mereka sering asyik bermain hingga larut malam. Agar anak-anak mau beribadah bersama orang tuanya, maka banyak orang tua yang kemudian membuat cerita tentang "hantu di Malam Jumat Kliwon". Cerita ini bisa diterima anak-anak karena waktu itu semua keluarga tinggal di desa yang dekat hutan. Ditambah kondisi desa yang gelap (tidak ada penerangan), cerita tentang hantu itu lebih mudah masuk dan diterima anak-anak, sehingga mereka rajin dan kusyuk sembahyang di Malam Jumat Kliwon.

Parahnya, cerita "hantu di Malam Jumat Kliwon" justru beredar secara turun-temurun hingga hari ini. Bukannya tujuan mulia untuk sholat yang ditonjolkan, justru ketakutan pada hantulah yang kemudian mendominasi cerita tersebut. Parah ... !!!


3.  DILARANG BERSIUL SAAT TENGAH MALAM
Pantangan gokil lain adalah "Jangan bersiul waktu tengah malam, karena nanti akan dikuntit Setan". Memang cukup aneh kedengarannya, karena seolah-olah Setan hanya muncul dan menguntiti manusia waktu tengah malam saja.

Pantangan bersiul saat tengah malam ini bermula pada jaman dulu. Di masa itu, tembok rumah-rumah penduduk di kampung dan desa terbuat dari anyaman bambu yang sangat tipis. Sehingga sangat wajar tembok itu tidak mampu menahan suara. Nah, tengah malam adalah waktu di mana semua orang desa sudah tertidur dengan sangat lelap. Meski sudah tengah malam, tapi ada saja remaja yang tidak bisa tidur. Kadang untuk mengusir sepi di tengah malam, mereka mendendangkan lagu dengan bersiul. Suara siulan jelas akan sangat mengganggu, karena suaranya yang melengking dan mengganggu telinga.



4. TIDAK BOLEH MEMOTONG KUKU DI MALAM HARI
Ini adalah pantangan yang cukup ekstrim karena jika melanggar aturan ini akan mati dan menjadi batu. Uniknya, pantangan ini "diajarkan" orang tua kepada anak-anaknya yang notabene berusia di bawah 10 tahun. Bisa dibayangkan, bagaimana "trauma"-nya anak tersebut mendengar pantangan seperti itu.

Munculnya pantangan ini juga karena kondisi di masa lalu. Waktu itu, orang-orang yang tinggal di desa atau perkampungan belum banyak yang mendapatkan penerangan dan listrik. Sementara itu, banyak kegiatan yang dilakukan di malam hari. Salah satunya adalah menggunting kuku.

Menggunting kuku di malam hari jelas-jelas merupakan kegiatan yang sangat berbahaya, karena menggunting dalam kegelapan dapat melukai orang yang menggunting kuku itu. Karena hal itulah, maka muncul pantangan tentang tidak boleh menggunting kuku di malam hari. Well... Andai saja orang tua cukup "jujur" menjelaskan anaknya akan bahaya menggunting kuku dalam kegelapan, tentu tidak perlu capek-capek mengarang cerita seram yang membuat trauma anak-cucunya sampai beberapa keturunan.



5. DILARANG BERENANG MENGGUNAKAN BAJU HIJAU
Pantangan ini sangat populer di kalangan masyarakat yang tinggal di pantai, terutama Pantai Selatan Jawa seperti Pangandaran dan Parangtritis. Pantangan ini dikaitkan dengan alasan supranatural di mana Nyi Roro Kidul - penguasa Lantai Selatan - suka mengambil orang-orang berpakaian hijau untuk dijadikan budaknya.

Faktanya bukan begitu. Pantai Selatan Jawa merupakan pantai yang cukup luas, membentang dari timur ke barat Pulau Jawa. Pantai di sana berwarna hijau karena banyak ditumbuhi ganggang laut. Nah, ini akan jadi masalah kalau ada orang yang pakai baju hijau, lalu terbawa arus. Tim SAR akan sangat kesulitan menemukan orang itu, terlebih jika dari udara karena pakaian yang dikenakan orang itu sama dengan warna air laut.

Untuk mencegah timbul korban yang terbawa arus saat berenang di daerah tersebut, para pengunjung justru dihimbau untuk mengenakan pakaian dengan warna yang mencolok, seperti merah terang, kuning, biru cerah, dan lain-lain.

Jadi alasan pelarangan menggunakan baju hijau tidak ada kaitannya dengan hal supranatural.



6. JANGAN MEMAKAI PAYUNG DI DALAM RUMAH
Pantangan ini sedikit konyol, karena jika ada orang yang memakai atau membuka payung di dalam rumah, maka hidupnya akan mengalami kesukaran atau berat jodoh.

Payung biasanya digunakan untuk melindungi orang dari panas dan hujan. Karena fungsinya ini, banyak orang kemudian mengaitkannya dengan hal supranatural, di mana aura buruk dari hujan dan panas (penderitaan dan kesialan) akan masuk ke rumah saat payung dibuka di dalam rumah. Faktanya bukan itu.

Saat dipakai, banyak debu yang menempel di payung. Apalagi jika payung dipakai saat hujan, maka partikel debu yang bercampur dengan air hujan akan lebih menempel ke payung. Jadi bisa Anda bayangkan, ketika payung yang penuh debu itu dibuka di dalam rumah, tentu saja debunya akan berserakan di dalam rumah.

Kesimpulannya : Memakai Payung di dalam rumah tidak akan membuat hidup orang yang memakai payung sengsara, tapi pemilik rumahlah yang akan sengsara karena harus membersihkan rumahnya dari debu yang menempel di payung.



7. JANGAN BERFOTO DENGAN JUMLAH GANJIL
Di beberapa negara - Jepang, Malaysia, dan Singapura - saya dengar juga ada pantangan seperti ini, di mana kita dilarang berfoto dengan jumlah ganjil, karena disebutkan orang yang di tengah-tengah akan cepat mati. Padahal bukan itu alasan sebenarnya dari pantangan ini.

Dalam konteks Etika, Posisi Tengah adalah Posisi Superioritas, sehingga siapapun yang berada di posisi tengah sudah dipastikan merupakan orang yang punya jabatan atau wewenang yang lebih daripada orang-orang di samping kiri-kanannya. Posisi Tengah biasanya hanya untuk seorang Pemimpin, Raja, Penguasa, Panglima Tertinggi, dan siapapun yang dihormati.

Siapapun tahu aturan dan etika itu. Tentu saja, jika hal ini diaplikasikan saat berfoto, tentu orang yang berada di posisi tengah akan jadi "besar kepala" karena akan menganggap dirinya sebagai sosok yang Paling Dihormati. Apalagi foto sifatnya permanen, tentu saja bisa menimbulkan kecemburuan sosial. 

Berfoto dengan jumlah orang genap akan menghilangkan "posisi superioritas" dan menjadikan semua orang sederajat tanpa ada perbedaan. Karena itulah muncullah pantangan yang "melarang" orang berfoto dengan jumlah ganjil.



8. JANGAN TIDUR SORE MENJELANG MAGHRIB
Ada pantangan yang mengajarkan kita untuk tidak tidur sore menjelang maghrib. Tidak ada alasan mengapa, namun akibat dari tidur sore tersebut adalah kita bisa gila. Ada orang menyebutkan kalau Maghrib adalah saat Setan dan Iblis kembali ke alamnya, dan saatnya kaum Muslim untuk sholat agar dijauhkan dari Setan dan Iblis yang sedang kembali. Jika sampai Setan dan Iblis menemukan ada orang sedang tidur saat maghrib, maka mereka akan mengambil alih tubuh orang tersebut sehingga dia akan jadi gila.

Well.... alasan sebenarnya lebih pada dorongan agar Umat Muslim rajin melakukan sholat maghrib, dan tidak menggunakan waktu sore untuk tidur dan bermalas-malasan. Hanya saja caranya mungkin bisa dilakukan dengan lebih mendidik ....



9. TIDAK BOLEH MENGANGKAT KAKI KE ATAS SAAT TIDURAN
"Kalo mengangkat kaki ke atas saat tiduran, itu artinya mendoakan Ibumu cepat mati." Mungkin pantangan ini pernah Anda dengar. Pantangan yang cukup ekstrim dan tentu saja mengerikan bagi sebagian besar orang Indonesia, yang kebanyakan dekat dengan Ibunya.

Bagi sebagian dari Anda, mungkin pantangan ini terdengar aneh dan tidak masuk akal. Mari saya jelaskan : Setiap manusia punya jempol kaki, yang disebut juga dengan "Ibu" Jari Kaki. Nah, apabila saat tiduran kita mengangkat kaki, maka Ibu Jari Kaki itu akan terbalik. Jika diasosiasikan dengan manusia, maka tindakan itu sama saja dengan membalik Ibu kita sendiri dan mengharapkan beliau "mati".

Tidak ada alasan ilmiah yang bisa dijelaskan dari pantangan ini, selain penjelasan di atas.

Melalui perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, mengangkat kaki ke atas saat tiduran justru terbukti baik bagi kesehatan tubuh, karena dapat melancarkan peredaran darah.



10. JANGAN BERLAMA-LAMA DI KAMAR MANDI ATAU TOILET
Baru-baru ini di sebuah tayangan televisi, disebutkan kalau banyak orang yang meninggal di dalam kamar mandi karena terlalu lama di dalamnya. Kasus kematian tersebut kemudian dikaitkan dengan alasan mistis di mana kamar mandi atau toilet disebutkan sebagai tempat tinggalnya para jin. Kemudian kasus kematian itu juga membenarkan mitos dan pantangan agar orang tidak berlama-lama di kamar mandi atau toilet.

Secara ilmiah, sebenarnya bisa dijelaskan kalau kamar mandi dan toilet adalah tempat yang licin karena sering ada sisa air di lantai. Hal ini sangat berbahaya, terutama bagi orang tua yang menggunakan ruang tersebut. Selain itu karena pertimbangan estetika, banyak pernak-pernik yang ditempatkan di kamar mandi, yang menyebabkan tempat tersebut menjadi makin berbahaya untuk digunakan oleh orang tua, seperti penggunakan pijakan bertrap, dinding kaca, sudut tembok yang lancip, serta asesoris kamar mandi (tempat sabun, shampoo, dan lain-lain) yang terbuat dari aluminium atau besi dengan sudut yang tajam.

Jadi tidak ada peran jin yang dapat membuat seseorang mati di kamar mandi. Hanya saja, jika kamar mandi yang Anda pakai adalah kamar mandi atau toilet umum, maka sangat wajar jika Anda tidak berlama-lama di dalam. Banyak orang ngantri di luar menunggu giliran ....

No comments:

Post a Comment